Gejala varian Omicron disebutkan sangat ringan dan aneh dibandingkan mutasi Covid-19 sebelumnya.
Hal ini berdasarkan laporan Angelique Coetzee, dokter di Afrika Selatan yang pertama kali menyampaikan soal varian baru ini.
Sejumlah pasien yang masih muda cenderung melaporkan keluhan nyeri otot, sakit kepala, dan kelelahan selama 1-2 hari.
Namun mereka tidak kehilangan indera perasa atau penciuman, yang biasanya jadi ciri khas Covid-19.
Ada banyak aspek soal varian Omicron yang belum bisa dipastikan termasuk risiko yang menyebabkan kematian.
Baca juga: Muncul Varian Omicron, seperti Apa Gejalanya?
Data awal menunjukkan, ada peningkatan tingkat rawat inap di Afrika Selatan, tetapi ini mungkin disebabkan oleh peningkatan jumlah keseluruhan orang yang terinfeksi, bukan akibat infeksi spesifik dari varian Omicron.
Namun harus diingat, semua varian Covid-19 dapat menyebabkan penyakit parah sehingga memicu risiko kematian.
Khususnya kepada orang yang rentan seperti anak-anak, orangtua, dan orang yang belum divaksin.
Efektivitas vaksin untuk menangkal varian Omicron juga belum bisa diketahui.
Meski demikian, WHO menyatakan vaksin tetap penting untuk mencegah pemburukan dan risiko kematian yang disebabkan oleh Covid-19.
Sejumlah produses vaksin, termasuk AstraZeneca, juga tengah melakukan pengamatan untuk memastikan kinerja produknya terhadap mutasi terbaru ini.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin menyebutkan, varian Omicron kemungkinan besar mempunyai transmisi penularan lebih tinggi dibandingkan varian-varian sebelumnya.
Baca juga: Seperti Apa Bahaya Varian Omicron? Ini Kata Epidemiolog
Meski demikian belum ditemukan adanya transmisi virus ini di Indonesia.
Pemerintah telah melakukan pencegahan dengan menetapkan pembatasan bagi pelaku perjalanan internasional.
Khususnya yang berasal dari Afrika Selatan, Botswana, Namibia, Zimbabwe, Lesotho, Mozambik, Eswatini, Malawi, Angola, Zambia, dan Hongkong.
Selain itu, pelancong yang berasal dari sejumlah negara tersebut juga diharuskan menjalani masa karantina yang lebih panjang.
Masyarakat diminta untuk tidak panik sambil tetap menjaga kesehatan dan menjalankan protokol ketat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.