KOMPAS.com - Meluasnya penularan Covid-19 varian Omicron telah membuat banyak orang cemas.
Usai Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengonfirmasi varian Omicron pada Kamis (25/12/2021), banyak negara langsung memperketat akses keluar-masuk warganya maupun orang asing dari sejumlah negara di Afrika.
Para peneliti di seluruh dunia sedang bekerja untuk mempelajari semua yang mereka bisa ketahui tentang sifat terbaru dari varian Omicron yang mengandung 30 spike protein.
Varian baru ini dikhawatirkan lebih ganas daripada varian Delta. Selain itu, belum bisa dipastikan bagaimana efektivitas vaksin Covid-19 terhadap Omicron.
Baca juga: Diprediksi, Omicron Bakal Kuasai Dunia dalam 3-6 Bulan Lagi
Dokter pertama yang memberi tahu otoritas kesehatan tentang varian Omicron -yang telah merawat sekitar dua lusin pasien yang terinfeksi varian tersebut- mengatakan pada pekan lalu bahwa gejala pada pasien yang terinfeksi varian Omicron relatif lebih ringan.
“Gejala mereka sangat berbeda dan sangat ringan dari yang pernah saya tangani sebelumnya,” kata Dr. Angelique Coetze.
Menurutnya, sebagian besar pasiennya hanya mengeluhkan tubuhnya sangat lelah dan satu anak kecil mengalami peningkatan detak jantung. Namun, tidak ada yang kehilangan indera perasa atau penciuman.
Meski, klaimnya menyebut gejala varian Omicron lebih ringan, para ahli belum bisa bernapas lega.
Sebabnya, varian Omicron hingga Selasa (7/12/2021) telah menyebar di 40 negara dan hanya ada sedikit data untuk mengatakan seberapa menularnya varian Omicron jika dibandingkan dengan varian SARS-CoV-2 sebelumnya.
Baca juga: Varian Omicron Sudah Masuk Indonesia? Ini Analisis Epidemiolog
Selain itu, para ahli juga belum mendapat informasi yang cukup tentang kemungkinan besar atau kecil dari varian sebelumnya, bisa menyebabkan penyakit yang parah.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.