Ada pun, karbohidrat kompleks adalah nutrisi yang lebih lambat dicerna dan mengandung serat yang tinggi. Karbohidrat kompleks bisa membuat kenyang terasa awet dan energi menjadi tahan lama.
"Karbohidrat kompleks itu bisa didapat di biji-bijian, sereal, atau gandum. Itu membuat kita punya energi di otak juga bagus," terang dr. Diana.
Meski karbohidrat penting diasup saat sarapan, kelebihan karbohidrat juga tidak baik bagi tubuh.
Oleh karenanya, diperlukan nutrisi pendamping agar kebutuhan harian tubuh seimbang. Hal ini bisa dilakukan dengan mengonsumsi makanan yang mengandung protein.
dr. Diana mengutarakan, protein sebagai mikronutrien berfungsi sebagai "benteng" agar tubuh terhindar dari virus atau penularan penyakit.
"Protein itu sebenarnya 'building blocks'. Jadi, seperti benteng. Ini ada hubunganya dengan kondisi kita saat ini apalagi kita harus hidup berdampingan sama virus-virus di sekitar kita," imbuhnya.
"Kita harus jaga daya tahan tubuh supaya kuat dari apa pun. Dengan asupan protein cukup, kalau ada virus akan masuk bisa mental karena kita punya sel imunitas," tambah dr. Diana.
Untuk mendapatkan asupan protein yang cukup, seseorang bisa memakan telur, susu, bayam, maupun tempe.
"Kita bisa tambahkan buah-buahan dan sayur-sayuran. Untuk jumlahnya sendiri sarapan tidak harus porsi besar, tidak harus porsi yang kenyang banget," ujarnya.
Baca juga: 7 Kebiasaan Sarapan Ini Bisa Bantu Turunkan Berat Badan dengan Sehat
Ada sejumlah menu yang menurut dr. Diana sebaiknya dihindari saat sarapan, diantaranya gorengan, kerupuk, lontong sayur, nasi uduk, hingga bubur ayam.
Walau makanan-makanan ini adalah menu favorit masyarakat Indonesia, ia menyebut ada banyak kandungan lemak di dalamnya.
Apalagi, jika seseorang memakan nasi mengandung santan dan gorengan dalam jumlah banyak, hal ini bisa mengakibatkan lambung harus bekerja ekstra untuk mencernanya.
"Jadi, kalau teman-teman konsumsi lemak yang jumlah besar di pagi hari, yang terjadi adalah seluruh aliran darah di tubuh kita langsung menuju ke saluran cerna menuju ke lambung untuk pencernaan," katanya.
"Akibatnya, aliran darah ke otak akan berkurang karena semuanya terarah ke saluran pencernaan. Bukannya segar malah ngantuk dan kalau terus mengonsumsi lemak terlalu tinggi akhirnya bisa muncul penyakit-penyakit jangka panjang," sambung dr. Diana.
Baca juga: 5 Kebiasaan Sarapan yang Buruk bagi Kekebalan Tubuh
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.