Jadi jika ingin berhenti, lakukan langkah berikut ini.
Terbuka pada kebiasaan minum
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kebiasaan minum mulai berisiko jika meminum lebih dari 15 gelas per minggunya.
Saat minum sebanyak itu, biasanya stres dan kecemasan akan tercipta secara tidak disengaja karena sistem saraf pusat sudah mulai tertekan.
Bagi sebagian orang, ini dapat menyebabkan keinginan untuk minum lebih sering.
Padahal, jika minum jauh di atas angka itu, berhenti minum alkohol pun akan jadi sulit karena kita akan menghadapi lemas, berkeringat, kecemasan yang intens, dan gejala buruk lainnya.
Jadi, konsultasikan dengan dokter atau organisasi konseling lainnya jika mulai merasa ketergantungan dan ingin berhenti.
Ubah pandangan
Jika tak bisa mencari cara sehat untuk membatasi konsumsi alkohol, pikirkan orang-orang, tempat, dan hal lain yang memicu kita untuk minum.
Lalu, cobalah langsung menyingkirkan pemikiran dari pemicu itu.
Cara menyingkirkannya pun bisa bermacam-macam. Misalnya dengan brolahraga, atau memindahkan tempat nongkrong dengan teman-teman dari bar ke kafe
Beri diri minuman manis non alkohol
Minuman beralkohol biasanya memiliki versi “aman” atau non-alkoholnya lho. Jadi, kamu bisa mencobanya.
Namun, jika merasa tidak nyaman atau tergoda, carilah “minuman pengganti” lain, seperti kombucha (teh fermentasi) atau seltzer water untuk menegkabui pikiran kita.
Menurut psikiatri klinis Drew Ramsey, M.D., kombucha memberi tubuh kita rasa manis gula dan kesegaran, benar-benar cocok untuk mengganti alkohol dalam hidup kita.
“Ini bisa membantu bagi beberapa dari kita yang ketergantungan parah,” pungkasnya.
Baca juga: Rasakan, Efek Positif Puasa Alkohol selama Sebulan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.