Studi-studi yang dimaksud Czerwony bukan uji klinis acak yang membuktikan pentingnya sarapan.
Jadi jika seseorang bangun dalam keadaan tidak lapar, menunda sarapan mungkin lebih baik.
Sedangkan yang lain melewatkan sarapan sebagai bagian dari gaya makan intermittent fasting.
“Sarapan pagi mungkin tidak cocok untuk semua orang,” kata Czerwony.
“Dengarkan isyarat lapar untuk mengetahui betapa pentingnya itu bagi Anda. Apa yang Anda makan sepanjang hari lebih penting daripada stres saat sarapan," tambah dia.
Yang dimaksud dengan sarapan adalah berbuka puasa. Idealnya, kita memasukkan makanan ke dalam perut 2 jam setelah bangun di pagi hari.
Czerwony menyarankan agar kita merencanakan terlebih dulu menu yang akan dimakan ketika sarapan.
Hal ini didasarkan Czerwony pada temuan bahwa 25 persen orang Amerika melewatkan sarapan karena tidak memiliki cukup waktu di pagi hari.
"Pikirkan akan sarapan apa saat malam sebelumnya. Sedikit perencanaan sangat membantu dan bekerja tepat waktu," saran Czerwony.
Di satu sisi Czerwony juga meminta orang-orang untuk mengasup makanan yang kaya protein.
Alasannya adalah protein membuat kita kenyang lebih lama dan membantu mengurangi kebiasaan ngemil.
Baca juga: Dua Nutrisi yang Wajib Dipilih Ketika Sarapan, Apa Saja?
Sarapan tidak harus dalam porsi besar. Kita bisa menyiapkan makanan sederhana yang cepat dibuat seperti berikut ini.
Kombinasi protein dan lemak ini dapat memberi kita rasa kenyang yang bertahan lebih lama.
Kita juga bisa mencampurkan buah-buahan, kacang-kacangan, atau sereal gandum utuh.
Selai kacang dapat mengisi tubuh dengan protein, serat, dan lemak yang dapat bertahan sampai waktu makan siang.