KOMPAS.com - Keyword "tanpa sendok" jadi trending topic di Twitter sejak kemarin,
Kombinasi dua kata sederhana ini bahkan dicuitkan oleh 11,1K pengguna Twitter, jumlah yang cukup fantastis.
Sebabnya, pengguna Twitter sedang gaduh soal permintaan tanpa sendok di delivery order, berkaitan dengan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan.
Keributan ini berawal dari salah satu akun yang berang karena penjual makanan yang tidak memperhatikan orderannya dengan tepat.
Baca juga: Ini Cara Memanfatkan Sendok Plastik yang Didapat Saat Delivery Order
Meski berulang kali berpesan "tanpa sendok" untuk mengurangi sampah plastik, pesanannya datang lengkap dengan perlengkapan makan sekali pakai itu.
Kekecewaan ini lalu disampaikan di Twitter, yang langsung memicu banyak perdebatan.
Ada yang memuji sikap dan usaha pengguna Twitter tersebut untuk menerapkan gaya hidup ramah lingkungan.
Namun lebih banyak yang menilai sikapnya berlebihan dan mencerminkan arogansi.
Kepedulian yang makin tinggi soal global warming, kerusakan alam dan lingkungan memicu banyak orang melakukan perubahan pada hidupnya.
Salah satunya dengan mengurangi penggunaan plastik dan beralih pada bahan yang lebih ramah lingkungan.
Baca juga: Eco-Anxiety, Kecemasan yang Dipicu Kepedulian Lingkungan
Sayangnya, niatan ini ada kalanya berubah menjadi berlebihan dan obsesi sehingga perilaku kita malah membuat orang di sekitar terganggu.
Kondisi ini disebut dengan ecorexia, untuk menggambarkan orang yang terobsesi untuk mencapai kesempurnaan dalam gaya hidup ramah lingkungannya.
The New York Times pertama kali menggunakan istilah ini pada 2009 lalu ketika green living mulai menjadi budaya populer di AS.
Ecorexia bukan diagnosis kesehatan mental resmi namun istilah ini banyak dipakai untuk menggambarkan perilaku bermasalah itu.
Sejumlah pakar kesehatan mental bahkan menilai ecorexia terkait dengan dengan gangguan obsesif-kompulsif (OCD), dalam hal ini lebih dari sekadar menjadi sangat sadar lingkungan.
Baca juga: Mengenal Penyakit OCD, Gangguan Mental yang Dialami Aliando Syarief
"Apakah ecorexia terkait dengan OCD tergantung pada seberapa besar kecemasan mendorong perilaku Anda dan apakah perilaku tersebut secara signifikan mengurangi kecemasan itu," kata psikolog Marla Deibler, Psy.D.
Wanita yang berbasis di New Jersey itu merupakan pakar OCD dan masalah hoarding.
Ecorexia membuat kita ingin menerapkan gaya hidup ramah lingkungan dengan sempurna, hal yang sebenarnya sulit diwujudkan.
“Perfeksionisme dapat menyebabkan gangguan kecemasan, gangguan mood, depresi, dan masalah sosial,” kata Dr. Deibler.
Sara Snow, pakar gaya hidup ramah lingkungan asal Texas mengingatkan gaya hidup ramah lingkungan yang terlalu eksrem sebenarnya tidak sehat maupun sustainable.
Baca juga: Tips Daur Ulang Sampah Belanja Online agar Jadi Ramah Lingkungan
Kita akan mengalami kelelahan dan overdosis dengan obsesi yang kita bangun sendiri.
Orang dengan ecorexia akan kehabisan tenaga dan akhirnya berhenti menerapkan gaya hidup ramah lingkungan.
Harus diakui, gaya hidup ramah lingkungan membutuhkan upaya ekstra, tenaga maupun biaya, untuk diterapkan.
Termasuk ketika kita enggan menggunakan plastik sama sekali atau anti dengan produk fast fashion.
“Harus ada keseimbangan. Saya menyadari itu 100 persen tidak mungkin untuk menjadi sempurna dalam segala hal," kata Snow, yang juga pernah mengalami ecorexia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.