Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ajari Anak Hadapi Rasa Duka Saat Hewan Peliharaannya Mati, Bagaimana?

Kompas.com - 28/02/2022, 10:35 WIB
Anya Dellanita,
Sekar Langit Nariswari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hewan peliharaan yang mati meninggalkan kita memicu kesedihan yang amat sangat, apalagi jika dialami anak-anak. 

Sebenarnya, kondisi ini adalah hal yang normal dan pasti akan kita alami jika memiliki anjing, kucing atau hewan peliharaan lainnya.

Layaknya mahluk hidup lainnya, hewan peliharaan tersayang kita pun tentu akan menemui ajalnya suatu saat.

Namun ,enghadapi rasa kehilangan hewan peliharaan, terutama yang telah menemani kita sejak lama, tentu bukanlah hal mudah.

Baca juga: Survei: Orang Lebih Peduli Kesehatan Hewan Peliharaan Dibanding Dirinya

Anak-anak yang masih minim pengalaman emosional tentu merasakan dampak yang jauh lebih hebat dibandingkan orang dewasa.

Lantas, bagaimana orangtua seharusnya menyikapinya?

Dilansir dari Todays Parent, orangtua bisa mengajari anaknya menghadapi rasa duka dan esih setelah kematian hewan peliharaannya.

Seperti apa?

Terima dan ungkapkan perasaan sedih

Banyak orang dewasa begitu sedih dan bahkan menangis ketika ditinggalkan hewan kesayangannya.

Jadi jika orang dewasa saja merasakan emosi tersebut maka wajar jika anak juga mengalami hal serupa.

Mengekspresikan emosi tersebut adalah cara terbaik untuk menghadapi kehilangan.

Baca juga: Hewan Peliharaan Mati, Begini Cara Mengatasi Kesedihan

Terimalah dan ungkapkan perasaan sedih anak-anak itu selama beberapa minggu.

Selain membantu anak mengelurkan emosinya, momen ini juga bisa semakin mendekatkan hubungan kita.

Membuat ritual yang bermakna

Ilustrasi anjing tidurUnsplash/Joshua Chun Ilustrasi anjing tidur
Kita bisa melakukan sejumlah ritual bermakna bersama anak-anak terkait hewan peliharaan yang baru saja pergi.

Misalnya saling berbagai kenangan manis, membuat karya seni sebagai pengingat atau memajang fotonya untuk pengingat.

Manusia adalah mahluk  yang selalu melakukan ritual tertentu pada semua hal dalam hidupnya, termasuk pada hal sederhana, meminum kopi-misalnya.

Alasanya, ritual merupakan sebuah cara untuk menandai bahwa suatu hal itu “penting.”

Baca juga: Hewan Peliharaan Bisa Perbaiki Kehidupan Sosial Pemiliknya

Meskipun menandai kematian, ritual tidak selalu harus dilakukan dengan hal yang suram seperti membuat batu nisan, membunyikan lonceng, atau membakar dupa.

Sebab menurut ahli seremonial kematian Sarah Kerr, ritual ini bisa berupa aksi sederhana namun bermakna.

Ritual ini juga membantu membuat sifat kematian yang samar-samar menjadi sedikit lebih konkret.

Tak perlu buru-buru melalui rasa dukanya

Terkadang, kita selalu merasa bahwa terlalu banyak menangis akibat kehilangan hewan peliharaan sehingga merasa bersalah.

Namun, tak perlu terburu-buru melewati proses duka tersebut dan manfaatkan waktu untuk menenangkan diri.

Orangtua bisa menyampaikan kepada anak untuk pelan-pelan melalu rasa duka dan kehilangannya.

Baca juga: Hewan Peliharaan Bisa Cegah Alergi pada Anak, Benarkah?

Hal itu tidak apa-apa dan sangat normal untuk kita mengesampingkan rasa sedih itu atau move on sebelum merasa siap.

Kerr pun mengatakan bahwa beberapa kesedihan memang tak akan hilang termasuk ketika ditinggalkan hewan kesayangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com