Hasilnya, mereka yang sebelumnya mengalami gangguan kecemasan dengan gejala sedang dapat menurunkan gejala fisik setelah mendengarkan musik dan ABS.
Sementara itu, partisipan yang hanya mendengarkan musik saja justru mengalami penurunan gejala kecemasan tertinggi.
Hasil tersebut kontras dengan mereka yang mendengarkan pink noise.
Kecemasan kognitif, yang berasal dari pikiran dan emosi, terlihat berkurang paling banyak pada peserta yang mendengarkan musik dan ABS.
Sementara itu, mereka yang mendengarkan musik saja mengalami penurunan kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang hanya mendengarkan ABS.
"Dengan adanya pandemi dan pekerjaan jarak jauh, hal ini menunjukkan peningkatan luar biasa dalam penggunaan alat kesehatan digital untuk mendukung kesehatan mental,: ujar tim peneliti.
Hasil uji klinis ini juga menunjukkan harapan besar terkait penggunaan alat kesehatan digital.
Misalnya terapi musik digital Lucid dalam pengelolaan kecemasan dan kondisi kesehatan mental lainnya.
Baca juga: Gangguan Kecemasan dalam Asmara, Apa Pemicunya?
"Hasil temuan ini menunjukkan bahwa musik yang dipersonalisasi sangat menjanjikan dalam mengurangi kecemasan secara efektif pada mereka yang menderita gangguan kecemasan," ujar para peneliti.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.