Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/03/2022, 06:32 WIB
Anya Dellanita,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Selain itu, duduk setidaknya 10 jam sehari dikaitkan dengan meningkatnya risiko serangan jantung.

"Tanpa olahraga, seseorang akan mengalami peningkatan sistem saraf simpatik," kata Corrielus.

Menurutnya, peningkatan itu akan menyebabkan peningkatan hormon stres dan inflamasi yang menyebabkan meningkatnya risiko penyakit kardiovaskular.

Baca juga: Jangan Malas Bergerak demi Kebahagiaan!

6. Kehilangan kualitas tidur.

Jika seseorang tidak mendapatkan waktu tidur yang disarankan yaitu sekitar tujuh hingga sembilan jam per hari, masalah metabolisme akan timbul, sistem kekebalan pun melemah.

Akibatnya, risiko kematian dini dan masalah kesehatan lain meningkat.

Lalu, semakin lama kita tidak aktif, semakin sulit pula kita tidur. Bahkan, sebuah meta-analisis menemukan bahwa kebiasaan berdiam diri yang berlebihan meningkatkan kemungkinan insomnia.

7. Menurunnya kesehatan mental

Menurut Dr. Steinbaum, penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang lebih banyak duduk memiliki penurunan kesejahteraan psikologis dan kualitas hidup.

Ia berpendapat bahwa hal itu disebabkan karena olahraga dikaitkan dengan pelepasan serotonin atau hormon bahagia.

Nah, untuk memperbaiki kesehatan mental dan ketidakaktifan yang menurun secara bersamaan, menyadari bahwa kita perlu bergerak aktif (bergerak dengan mindful) bisa jadi jawabannya.

"Mindfulness dapat memperkuat kemampuan kita untuk memerangi stres dan kecemasan," kata Matt West, seorang psikolog dan salah satu pendiri Boom Journal.

West meyakini bahwa bergerak dengan sadar ini sangat bermanfaat untuk mengoptimalkan hubungan antara kebugaran dan kesehatan mental.

8. Menjadi pelupa

Selain memberi efek samping fisik bagi tubuh, kurang bergerak rupanya merugikan otak.

Menurut sebuah penelitian PLOS One, berjam-jam duduk menyebabkan berkurangnya ketebalan di lobus temporal medial, area otak yang bertanggung jawab untuk memori.

Perubahan otak ini mungkin menjelaskan mengapa kita menjadi pelupa jika kita banyak diam.

Untungnya, dengan olahraga yang cukup, perubahan otak ini bisa dicegah. Tak hanya itu, masalah kognitif lain yang berkaitan dengan usia seperti demensia juga bisa ditangani.

Intinya, biarpun sedikit, aktivitas fisik dapat memperbaiki kesehatan dan well-being seseorang. Jadi, cobalah untuk mulai rutin berolahraga mulai dari sekarang.

Baca juga: Kebiasaan Mager, Gaya Hidup Sedentari Bisa Sebabkan Osteoporosis dan Lemahkan Imun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com