KOMPAS.com - Saat ini, tak jarang kita melihat berbagai kasus kekerasan yang dilakukan oleh anak-anak berusia remaja.
Perilaku kekerasan yang dilakukan anak remaja itu memang tak terjadi tanpa sebab.
Banyak hal bisa memicu anak menjadi pelaku kekerasan, mulai dari trauma karena sempat menjadi korban kekerasan dan perundungan (bullying), hingga karena diabaikan orangtuanya sendiri.
Namun, apakah hal itu bisa dicegah? Jawabannya, bisa.
Baca juga: Kenali, 8 Tanda Anak Remaja Berpotensi Jadi Pelaku Kekerasan
Laman Psychalive menyebut, setidaknya ada tujuh cara untuk mencegah anak dari perilaku kekerasan.
Penelitian menunjukkan, anak-anak membutuhkan minimal lima orang dewasa yang peduli pada dirinya guna membantunya tumbuh bahagia dan sehat.
Jadi, bukan hanya orangtua, namun, kakek-nenek, bibi, paman, guru, konselor, dan teman-teman keluarga dapat menjadi panutan yang positif bagi anak-anak.
Jadi, biarkan anak dikelilingi oleh orang-orang yang baik dan penuh dalam kehidupannya sejak dini,
Bantu anak mengembangkan hati nurani dengan melakukan beberapa hal.
Misalnya dengan berusaha menjadi sinkron dengan anak atau tidak melakukan tindak kekerasan terhadap atau di depan anak.
Orangtua juga perlu memberikan tempat yang aman dan nyaman bagi anak dan mencoba memperbaiki ketika melakukan kesalahan.
Semua orangtua tentu pernah melakukan kesalahan, namun, mengakuinya dan meminta maaf secara terbuka atas kesalahan itu menunjukkan kepada anak bahwa kita adalah manusia yang tentu bisa salah.
Baca juga: Izinkan Anak Bawa Motor Sama dengan Mengajarkan Kekerasan
Hal itu juga akan menunjukkan bahwa sebagai manusia, ia harus meunjukkan perhatian pada orang lain.
Bayangkan anak kita memukul anak lain di taman. Saat itu, tentu kita akan berusaha membuat dia untuk meminta maaf pada anak itu.
Namun, apa yang perlu kita lakukan untuk membuatnya merasa berempati?