King cobra terpanjang di dunia tercatat mencapai ukuran 5,7 meter, dan ditemukan di Malaysia pada April 1937.
King cobra memiliki bentuk ramping, dengan berat yang ringan, sekitar 6-9 kilogram, terlepas dari bentuk tubuhnya yang panjang.
Baca juga: King Cobra, Ular Paling Cerdas di Muka Bumi, Ini Buktinya...
Telur ular memang dikenal kasar dan lentur. Kemungkinan, hal ini disebabkan karena telur ular memiliki kolagen dan keratin.
Ya, sebuah studi menemukan, telur cobra China memiliki keratin yang biasanya membentuk kulit telur unggas.
Namun, serat keratin lentur dalam telur ular lebih tersebar dibandingkan kulit telur hewan lainnya.
Kelenturan telur-telur ini bukan tanpa alasan, namun untuk melindungi telur dari kerusakan saat dijatuhkan ke dalam liang, sekaligus untuk menghindari lecet saat bergesekan dengan kotoran.
Bisa spitting cobra yang mengenai mata bisa menyebabkan kebutaan.
Dalam sebuah studi pada sembilan orang korban, dua di antaranya mengalami kebutaan, dan semua korban mengalami gejala keracunan.
Beberapa pawang ular diteliti untuk melihat apakah racun cobra yang meludah menyebabkan gejala asma.
Baca juga: Bukan Cuma Satu, Terdapat 4 Spesies King Cobra di Dunia
Mereka diamati saat mereka menghirup aerosol yang terbuat dari racun ular, dan hasilnya, gejala asma berkembang.
Bahkan, salah satu peserta tampaknya telah terpapar racun dari sembilan jenis ular berbeda dengan menghirup racunnya.
King Cobra berkontribusi dalam angka kematian yang tinggi di India
Sekitar 6,4 persen orang yang digigit ular ini berakhir dengan kematian. Capaian itu menyumbang 12 persen dari total angka kematian akibat gigitan ular di India.
Angka ini dianggap sebagai salah satu dari "empat besar" di India yang menyumbang lebih dari 50.000 kematian setiap tahunnya.
Ada banyak ular berbisa di India, sehingga ada banyak kesempatan interaksi manusia dan ular karena iklim di negara itu.