Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/05/2022, 21:30 WIB
Gading Perkasa,
Sekar Langit Nariswari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada suatu titik dalam hidup, kita semua pernah mengkhawatirkan sesuatu, entah itu pekerjaan, keluarga, hubungan asmara, atau lainnya.

Tetapi jika kita memikirkan hal-hal itu secara terus-menerus, bisa jadi kita terjebak dalam perilaku overthinking.

Perilaku ini jelas tidak sehat dan dapat menimbulkan stres saat kita memikirkan sesuatu yang negatif, mengingat masa lalu, dan mengkhawatirkan masa depan.

Kita hanya merenungkan suatu masalah tanpa mencoba untuk mencari solusi.

Baca juga: Overthinking, Penyakit Mental atau Bukan?

Jika dianalogikan, hal ini hampir sama seperti kaset berisi lagu negatif yang diputar berulang-ulang di kepala kita.

Bagi mereka yang sering overthinking, psikoterapis dari Cleveland Clinic Natacha Duke, MA, RP memberikan strategi untuk menghentikan kebiasaan ini.

Penyebab seseorang terlalu sering overthinking

Overthinking adalah kebiasaan yang sulit dihilangkan.

Sebagai contoh, kita mulai mengkhawatirkan situasi tertentu di tempat kerja, lalu membayangkan kondisi keuangan, yang mengarah pada ketakutan akan kehilangan pekerjaan.

Meski bukan merupakan gangguan mental, overthinking ada hubungannya dengan gangguan kecemasan umum atau generalized anxiety disorder (GAD). 

Kebiasaan ini juga bisa menjadi gejala stres dan depresi.

Baca juga: Overthinking Picu Gangguan Mental, Benarkah?

Individu yang menderita GAD cenderung terlalu mengkhawatirkan banyak masalah, dan bisa mengalami hal-hal ini:

  • Khawatir berlebihan tentang banyak hal yang tidak berhubungan selama enam bulan
  • Sulit mengendalikan rasa khawatir
  • Kecemasan yang mengganggu kemampuan untuk berfungsi

Penderita GAD kemungkinan juga merasa gelisah, sulit berkonsentrasi, dan mengalami gangguan tidur.

Tips menghentikan kebiasaan overthinking

Ilustrasi stres.FREEPIK Ilustrasi stres.
Ada banyak strategi untuk berhenti overthinking, seperti yang disampaikan Duke, antara lain:

1. Menjalani terapi

Duke menyarankan terapi perilaku kognitif atau cognitive behavioral therapy (CBT) jika kebiasaan ini sudah terlalu parah.

"CBT membantu kita belajar bagaimana mengidentifikasi kemudian menantang dan membingkai ulang pikiran negatif kita dan mengatasi kekhawatiran dan kecemasan dengan cara yang lebih sehat," jelasnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com