KOMPAS.com - Kopi adalah minuman yang sering dijadikan "bahan bakar" di pagi hari sebelum beraktivitas, atau bersantai di sore hari.
Beragam manfaat kesehatan dalam secangkir kopi membuat minuman ini digemari banyak orang.
Namun terkadang, kopi dapat memengaruhi bagian tubuh kita secara negatif. Kopi berkafein --misalnya, diketahui bisa memengaruhi kandung kemih.
Salah satu efek samping kopi pada kandung kemih yaitu meningkatkan frekuensi buang air kecil. Kafein mengubah aktivitas di kandung kemih, yang dapat mengubah intensitas buang air kecil dan volume urin kita.
Sebuah studi yang dimuat dalam The Journal of Urology Annals mengungkap, meminum 4,5 gram kafein dapat meningkatkan keinginan buang air kecil, serta meningkatkan frekuensi urin.
Peneliti yang mengerjakan studi ini menguji peserta yang berusia antara 18-40 tahun yang melaporkan gejala kandung kemih overaktif (overactive bladder syndrome) alias beser.
Para peserta juga melaporkan, mereka mengonsumsi kopi lebih dari tiga cangkir per minggu.
Masing-masing peserta diberi air delapan mililiter, kemudian di sesi lain mereka mendapatkan delapan mililiter air dengan kafein.
Lalu, studi lain yang diterbitkan dalam International Urogynecology Journal menunjukkan, ada kaitan antara minum lebih dari 204 miligram kafein per hari dan inkontinensia urin.
Inkontinensia urin merujuk pada kondisi hilangnya kendali atas kandung kemih yang membuat individu sulit menahan buang air kecil dan pada akhirnya mengompol.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.