Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manusia Lebih Peduli pada Robot daripada Hewan? Ini Kata Ahli

Kompas.com - 17/06/2022, 08:56 WIB
Dinno Baskoro,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber Mirror

KOMPAS.com - Ahli robotika berpendapat bahwa manusia rupanya lebih peduli dan menyukai robot daripada hewan.

Anggapan itu muncul setelah Federasi Robotika Internasional memperkirakan menjual sekitar 68 juta robot canggih yang diperuntukkan layanan profesional, kebutuhan pribadi dan kebutuhan domestik di seluruh dunia.

Itu artinya di masa mendatang, jutaan robot siap berdampingan dengan kehidupan manusia dan robot bakal mendapat perhatian lebih dari manusia.

Dr Kate Darling, spesialis penelitian dalam interaksi manusia-robot di Media Lab Massachusetts Institute of Technology (MIT) menjawab pernyataan manusia lebih memilih robot daripada hewan.

"Meskipun mungkin tidak masuk akal atau bahkan menghina, ketika membandingkan mesin tak bernyawa dengan makhluk hidup."

"Saya pikir ada sesuatu yang bisa dipelajari dari kesejajaran yang mencolok dalam cara masyarakat menanggapi keduanya," kata dia seperti dilansir Mirror, Kamis (16/6/2022).

Menurut Darling, anggapan manusia lebih peduli pada robot dapat terlihat dari video yang sempat viral di tahun 2015.

Dalam video tersebut, terlihat seseorang menendang robot anjing berkaki empat yang terinspirasi secara biologis dengan postur anjing sungguhan.

Dalam video itu banyak orang yang memiliki reaksi negatif ketika robot itu ditendang.

Baca juga: Solusi Kebotakan Terkini, Tanam Rambut dengan Robot

Selain itu, ketika seseorang memiliki robot atau teknologi canggih yang bisa membantu kebutuhan hidupnya, manusia kerap memberikan mereka nama khusus.

Di masa depan, manusia diprediksi akan hidup berdampingan dengan teknologi robot.Dok. Shutterstock Di masa depan, manusia diprediksi akan hidup berdampingan dengan teknologi robot.

"Kami melihat ada emosi bahkan dengan robot yang lebih kaku. Lebih dari mereka yang memiliki robot seperti robot penyedot debu, 80 persen dari pemiliknya memberikan nama khusus untuk robot itu," imbuh dia.

Termasuk ketika robot itu rusak, beberapa orang lebih memilih untuk memperbaikinya, daripada beli robot yang baru.

Kecenderungan manusia untuk memproyeksikan sifat, perilaku dan emosi seperti manusia ke hewan ini, dikenal sebagai antropromorfisme.

Proyeksi atau bentuk perlakuan itu diterjemahkan ke robot yang faktanya, sulit bagi manusia untuk tidak memiliki empati terhadap robot.

Di sisi lain, Dr Darling mencatat bahwa kita mungkin berada pada titik waktu yang penting. Karena hubungan kita (manusia) dengan robot sebetulnya dapat membantu tujuan kesejahteraan hewan.

Baca juga: Sinopsis A Robot in the Orange Garden, Hidup Berdampingan dengan Sebuah Robot

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com