Oleh: Alifia Riski Monika dan Ikko Anata
KOMPAS.com - Pernahkah kamu berjalan sendiri dan ketika melewati orang lain ada celetukan muncul seperti, “Hai cantik,” atau “Wih rapih banget, mau dianter nggak?” Kejadian seperti itu juga mungkin terjadi saat kamu berada di tempat umum atau bahkan secara virtual.
Perilaku tersebut dinamakan catcalling—yang juga termasuk dalam kategori pelecehan seksual. Umumnya, catcalling dilakukan dengan nada atau gestur menggoda, siulan, hingga teriakan. Kalimat-kalimat yang dicetuskan oleh pelaku atau catcaller didasari karena penampilan seseorang.
Lantas, jika kita pernah mengalami catcalling, bagaimana cara menyikapinya?
Rizqa, Teman Manusia Asa akan mencoba memberi gambaran mengenai catcalling serta cara menghadapi pelaku yang melakukan tindakan tersebut lewat siniar Anyaman Jiwa bertajuk “Catcalling itu Pelecehan!”.
Catcalling tidak memandang gender, perilaku ini mungkin bisa dilakukan oleh laki-laki ke perempuan ataupun dari perempuan ke laki-laki. Setiap gender dapat menjadi korban maupun pelaku.
Berdasarkan Catatan Tahunan Komnas Perempuan Tahun 2022, Koalisi Ruang Publik Aman (KRPA) menyebarkan survei kepada 4.236 responden dengan berbagai gender mengenai pelecehan seksual.
Dikatakan bahwa 71,7 persen dari responden yang terdiri dari 3.539 perempuan, 625 laki-laki, serta 72 gender lain di antaranya pernah mengalami pelecehan seksual.
Baca juga: Cara Cerdas Hadapi Body Shaming
Tak hanya secara langsung, perilaku ini juga dilanggengkan dalam dunia virtual. Catcalling pada laki-laki dicontohkan Rizqa banyak terjadi di media sosial menggunakan narasi seperti “rahim anget” atau “hamil online”.
Survei yang dilakukan KRPA sendiri juga mengatakan bahwa pelecehan seksual berlangsung secara meluas melalui ruang publik baik langsung maupun daring.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.