Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosiolog Kritisi Langkah Baim Wong soal Citayam Fashion Week

Kompas.com - 25/07/2022, 18:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Baim Wong tengah banjir kritikan usai mendaftarkan Citayam Fashion Week ke Pangkalan Data Kekayaan Intelektual (PDKI) Kemenkumham.

Pesohor Tanah Air itu mendaftarkan HAKI atas Citayam Fashion Week melalui perusahannya, PT. Tiger Wong Entertainment, pada 20 Juli yang lalu.

Bermula dari situ, Baim Wong digeruduk sampai dilabeli sebagai "maling" oleh warganet di jagat Twitter.

Baca juga: Citayam Fashion Week Direbut Banyak Pesohor, Netizen: Maling!

Mereka yang tidak sependapat ramai-ramai mengunggah foto bertuliskan "Created by the poor, stolen by the rich".

Kalimat tersebut agaknya menyindir Baim Wong yang terkesan aji mumpung di balik popularitas Citayam Fashion Week.

Tanggapan sosiolog

Menanggapi nama Baim Wong yang sedang dipergunjingkan, sosiolog Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Drajat Tri Kartono, ikut buka suara.

Ia mengatakan, polemik yang terjadi seharusnya tidak menjadi blunder asalkan Baim Wong membuka pembicaraan terlebih dulu.

"Jadi kalau ada yang meng-HAKI-kan sebagai sebuah aset publik, harusnya merupakan hasil dari pembicaraan atau kesepakatan publik."

Baca juga: Invasi Seleb ke Citayam Fashion Week, Ridwan Kamil Pun Bersuara

Hal tersebut dikatakan Drajat ketika dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Senin (25/7/2022).

Pembicaraan yang dimaksud Drajat bisa dilakukan bersama orang-orang yang sedari awal menginsiasi Citayam Fashion Week.

Pasalnya Citayam Fashion Week merupakan inisiatif dan kreativitas masyarakat kelas menengah-bawah di ruang publik.

Sehingga sangat disayangkan apabila hype dari Citayam Fashion Week dimanfaatkan dan diambil alih oleh mereka yang berduit.

"Kalau sudah dihakciptakan itu pasti ada implikasi bisnis dan hukum," ujar dia.

"Nanti pasti dimasuki kapitalis atau orang-orang yang ingin menggeser ruang privat atau pribadi," tambah Drajat.

Masyarakat harus daftarkan HAKI Citayam Fashion Week

Drajat menyampaikan, masyarakat yang lebih dulu menghidupkan Citayam Fashion Week harus mendaftarkan HAKI "tandingan".

Mengingat Baim Wong melalui PT. Tiger Wong Entertainmet sudah menjadi pemohon pertama HAKI atas Citayam Fashion Week.

Belum lagi, jejak Baim Wong turut diikuti oleh Indigo Aditya Nugroho yang mengajukan HAKI hak merek yang sama pada 21 Juli 2022.

Baca juga: Citayam Fashion Week Mau Dipindah, Keputusan Keliru

"Ini ruangnya belum tertutup. Mau 10 atau berapa pun silakan, nanti 'kan negara yang mengambil keputusan siapa yang berhak," tutur Drajat.

Ia mengatakan, pengajuan HAKI tandingan menjadi cara supaya kekuatan-kekuatan besar tidak menggulingkan inisiator Citayam Fashion Week yang sebenarnya.

"Kalau dari teman-teman grassroot diam saja, ya kekuatan besar pasti akan mengambil alih," kata Drajat.

"Kalau mereka tidak punya pengalaman (mendaftar HAKI), datang saja ke universitas atau Kemenkumham untuk dapat bantuan."

"Ini harusnya urusan hak cipta itu mereka ikut," sambung dia.

Citayam Fashion Week jangan sampai mati

Lebih lanjut Drajat menyayangkan campur tangan nama-nama besar yang mempunyai kuasa, pengaruh, dan uang dalam Citayam Fashion Week.

Baca juga: Viral di Media Sosial, Ini Kata Sosiolog soal Citayam Fashion Week

Pasalnya ajang tersebut bisa saja mati karena inisiatif dan kreativitas masyarakat diganti oleh kekuatan bisnis dan politik yang besar.

Padahal, menurut Drajat, matinya Citayam Fashion Week merupakan bencana sosial.

Pada gilirannya ekspresi yang telah diungkapkan oleh masyarakat, khususnya kelas menengah-bawah, menjadi hilang bahkan tidak berarti lagi.

"Ini ada 'penunggang gelap'. Padahal masyarakat pinggiran yang termargunalkan itulah yang membangun kota," ungkap Drajat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com