Produk pewarna rambut dikatakan mampu menyerap ke kulit kepala sampai beredar ke pembuluh darah.
Dalam jangka panjang dan dilakukan terus-menerus, maka dapat menyebabkan gangguan pada kehamilan atau kesuburan.
Itulah sebabnya jika ibu hamil atau orang yang hendak melakukan program hamil lebih baik konsultasikan dulu ke dokter jika ingin mewarnai rambut.
Terlalu sering mewarnai rambut dapat menyebabkan bahan kimia bersentuhan dengan beberapa bagian sensitif di sekitar wajah.
Pada beberapa kasus seperti ketika bersentuhan dengan mata, maka bisa menyebabkan konjungtivitis, semacam peradangan atau iritas yang membuat mata memerah dan menimbulkan ketidaknyamanan.
Asma merupakan salah satu reaksi alergi terparah akibat pewarna rambut.
Hal itu disebabkan oleh paparan bahan kimia yang terhirup selama proses pewarnaan rambut berlangsung secara terus menerus.
Selain asma, beberapa penyakit seperti batuk, napas mengi, hingga radang paru-paru bisa dialami.
Bahan kimia pada pewarna rambut yang sembarangan mengandung senyawa yang bersifat karsinogenik (penyebab kanker).
Meski demikian, para peneliti perlu menelaah lebih lanjut dengan studi yang lebih lengkap dan mendalam terkait risikonya dalam penggunaan jangka panjang.
Baca juga: Salon Ini Gunakan Nutella sebagai Pewarna Rambut
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.