Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
DR. dr. Tan Shot Yen, M.hum
Dokter

Dokter, ahli nutrisi, magister filsafat, dan penulis buku.

Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat

Kompas.com - 22/08/2022, 10:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

 

Dibutuhkan pemahaman aklamasi bebas kepentingan tentang pemberian makan bayi dan anak, sehingga tenaga pelaksana gizi tingkat puskesmas tidak minder disandingkan dengan dokter spesialis anak, sebab keduanya mempunyai ranah mengurus publik yang berbeda kondisi. Dan tentunya tidak bisa diandaikan ‘siapa lebih pintar’.

Jika ini masih tidak bisa dijembatani, saya khawatir kasta nakes masih akan terus terbawa-bawa sejak zaman penjajahan – di mana perawat pada waktu itu dianggap hanya sebagai ‘pembantu dokter’.

Sudah waktunya pula pemerintah mempunyai ketegasan campur tangan bisnis di balik cadar ‘percepatan penuntasan stunting’ – sehingga tidak ada lagi bagi-bagi susu kemasan di posyandu berimbas diare masal, akibat intoleransi laktosa etnik asia tenggara, yang tidak bisa disangkal karena bagian dari bawaan genetik.

Para petinggi pemerintah mestinya bisa menyaksikan apa yang terjadi di level akar rumput, akibat edukasi yang salah: semakin suburnya aneka dagangan yang berkasta, sampai terjadi kasus kriminal seorang ayah berubah jadi maling demi sekaleng susu mahal.

Sebab bayinya mencret pakai ‘susu kaleng biasa’. Sementara sang ibu masih menghasilkan ASI – tapi dihujat miskin gizi, bening, bahkan disebut basi.

Baca juga: Tak Hanya untuk Tumbuh Kembang Bayi, ASI Juga Dapat Cegah Penyakit

Perbaikan pemberian makan bayi dan anak sudah saatnya masuk dalam studi berbasis bukti, yang mengangkat pangan lokal di seluruh tanah air, sehingga rakyat Indonesia bukan hanya pulih dari kondisi masalah gizi lebih cepat, tapi juga membangun generasi masa depan bangkit lebih kuat.

Bisa dibayangkan, apa jadinya bila era pandemi, kita membiarkan masyarakat terusik hoax simpang siur tanpa ada yang meluruskan situasi?

Bangsa kita lekas pulih dan bangkit karena semakin banyak yang melek literasi, terpapar edukasi, bukan goyah akibat tayangan tik tok yang penuh sensasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com