Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sunardi Siswodiharjo
Food Engineer dan Praktisi Kebugaran

Food engineer; R&D manager–multinational food corporation (2009 – 2019); Pemerhati masalah nutrisi dan kesehatan.

Bagaimana Memenangi Perang Melawan Kemalasan Berolahraga

Kompas.com - 13/09/2022, 10:32 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dalam temuannya, dia mencoba membantu kita agar mampu memahami secara tepat apa yang sesungguhnya terjadi dalam peperangan abadi tersebut dari kacamata ilmiah. Pemahaman yang tepat sangat penting agar tidak terbelenggu oleh cara berpikir atau paradigma yang keliru.

Hanya dengan paradigma yang benar, perubahan yang positif dan bermakna akan diperoleh. Paradigma yang tepat penting karena kemampuannya membedah realitas empiris dan keluwesannya dalam menyikapi persoalan yang akan dipecahkan.

Paradigma merupakan suatu sudut pandang untuk memahami sebuah fenomena secara lebih komprehensif. Melalui hasil penelitiannya, Matthieu Boisgontier menjelaskan bahwa hambatan sesungguhnya yang menghalangi orang-orang menjadi aktif bergerak ternyata ada dalam otak kita masing-masing.

Menurut dia, dalam diri manusia secara alamiah terjadi adanya adaptasi evolusioner yang mendukung konservasi atau meminimalkan penggunaan kalori untuk tujuan bertahan hidup (survival).

Namun seiring dengan perjalanan waktu serta kemajuan masyarakat dan teknologi kondisi ini akhirnya justru menjadi masalah.

Boisgontier juga menjelaskan, kita harus memerangi kecenderungan alamiah (dan primitif) dalam diri kita tersebut.

Itulah paradigma baru yang harus ditancapkan dalam otak kita. Bukan malah sebaliknya, tetap malas dan berlindung di balik temuan ilmiah Boisgontier tersebut.

Penemuan tersebut tentu saja bukan dimaksudkan untuk tindakan pembenaran (justification), namun lebih untuk memberikan pemahaman dan wawasan baru, bahwa diperlukan usaha-usaha yang sangat keras untuk melawan dan mengalahkannya.

Nobody is too busy

Ketika kita dihadapkan pada pilihan “berat” untuk berolahraga, daftar alasannya bisa sangat panjang. Penulis setidaknya menemukan 13 alasan. Konon, semakin cerdas seseorang, ia akan semakin pintar membuat daftar alasan yang semakin panjang.

Baca juga: Makanan yang Cocok Dikonsumsi Setelah Berolahraga

Berikut adalah daftar 13 alasan itu 

  1. Sibuk dan tidak punya waktu.
  2. Sedang sakit.
  3. Tidak punya sepatu atau baju olahraga.
  4. Tidak terlihat menarik saat olahraga.
  5. Tidak suka berlari.
  6. Tidak terlalu suka berolahraga.
  7. Repot mengurus anak.
  8. Terlalu lelah jika berolahraga.
  9. Ingin fitness tetapi alat olahraga mahal.
  10. Menganggap olahraga itu berat.
  11. Tidak punya motivasi.
  12. Cuaca kurang mendukung.
  13. Banyak tugas kantor.

Jika diperhatikan dengan lebih teliti, sejatinya hanya terdapat tiga alasan utama saja. Pertama, alasan pembenaran (justication) yang meliputi enam alasan pertama.

Selanjutnya alasan kedua berupa keluhan (complaint) ditunjukkan persis pada 5 alasan berikutnya.

Terakhir alasan berupa menyalahkan keadaan (blaming) yang terlihat pada dua alasan paling akhir dari 13 daftar alasan di atas.

Sejatinya, tiga alasan tersebut masih dapat dipadatkan lagi menjadi hanya satu alasan saja.  Alasan tunggal itu adalah “tidak punya prioritas”. Orang bijak mengatakan “Nobody is too busy, it’s just matter of priority”.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), prioritas adalah sesuatu yang harus didahulukan dan diutamakan daripada hal yang lain. Sementara menurut Eisenhower Matrix (Eisenhower Box), prioritas artinya sesuatu yang penting dan mendesak, sehingga harus segera dikerjakan, sekarang juga. Tidak bisa ditunda lagi. Do it now.

Eisenhower seorang jendral yang memimpin pasukan sekutu dan memenangkan Perang Dunia II, sang penggagas Eisenhower Matrix. Ia kemudian juga sukses menjadi Presiden Amerika Serikat ke-34.

Paradigma inilah yang akan membawa kita memenangi pertarungan abadi melawan belenggu perilaku sedenter. Mendahulukan dan mengutamakn aktivitas fisik, termasuk olahraga, di atas hal-hal yang lain.

Baca juga: Catat! Ini 4 Penyakit yang Bisa Dicegah dengan Aktif Bergerak

Sesungguhnya, tidak ada seorang pun yang terlalu sibuk, semua hanyalah masalah prioritas semata. Alasan bisa dibuat-buat, namun ia bukan untuk diikuti tetapi untuk dibuang jauh-jauh.

Jadi marilah mulai menjadi pemenang kehidupan dengan menaruh prioritas hidup yang tepat. Hidup yang lebih baik (live better), penuh kegembiraan (fulfillment), dan hidup lebih mandiri (independent), yang hanya akan terwujud bila kita aktif bergerak, sehat, bugar, dan tentu saja jauh dari perilaku para sedenter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com