Meskipun baby oil aman digunakan pada kulit sebagai pelembap, namun penggunaannya tidak boleh sembarangan.
Seperti dilansir Web MD, berikut ulasan terkait risiko penggunaan baby oil sebagai pelumas.
Baby oil mengandung sejumlah mineral yang dapat menyebabkan masalah kebocoran pada kondom.
Kontak yang terjadi antara kondom yang terbuat dari lateks atau bahan lainnya dengan mineral selama 60 detik saja, bisa mengurangi efektivitas kondom hingga 90 persen dalam mencegah kehamilan hingga penyakit menular seksual.
Vulva adalah bagian terluar dari alat kelamin wanita. Ini merupakan area kulit yang cukup sensitif terhadap bahan kimia dan kelembapan.
Baby oil atau produk minyak mineral lainnya berisiko mengiritasi vulva yang dapat menyebabkan sejumlah masalah.
Seperti gatal, sensasi terasa panas atau terbakar, ruam, hingga menimbulkan rasa sakit.
Baca juga: Jangan Basuh Vagina dengan Sabun Mandi
Baby oil juga cenderung lebih sulit dibersihkan dengan air biasa karena bahan-bahannya berbasis minyak.
Ketika dijadikan pelumas, maka wanita perlu membersihkan area vulva dengan digosok lebih kuat, dan bisa berakibat pada iritasi.
Menggunakan baby oil atau sejenis minyak mineral lainnya dapat menyebabkan infeksi yang disebut bacterial vaginosis.
Kondisi tersebut merupakan infeksi pada vagina yang kemudian memicu masalah lain seperti infeksi jamur.
Penggunaan dari pelumas seks adalah untuk membuat penetrasi menjadi lebih licin. Namun penggunaan baby oil menyebabkan efek licinnya cenderung berlebihan.
Jika pasangan suami menggunakannya sambil mengenakan kondom. Maka, risiko kondom terlepas di dalam vagina saat berhubungan seks.
Baca juga: 4 Bahan Alami yang Bisa Dijadikan Pelumas Seks
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.