Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/09/2022, 13:09 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bullying atau perundungan adalah tindakan tidak terpuji yang dapat terjadi kapan pun, di mana saja, dan dalam berbagai bentuk.

Salah satu yang seringkali terjadi adalah sexual bullying, intimidasi dengan melecehkan korban melalui komentar atau tindakan seksual.

Bentuk bullying yang satu ini wajib diwaspadai karena berisiko menimbulkan trauma berkepanjangan dan membuat korbannya merasa tidak layak.

Meski berbahaya, sayangnya tidak semua orang memahami apa penyebab sexual bullying dan contohnya dalam kehidupan sehari-hari.

Padahal perilaku tidak terpuji tersebut dapat dialami siapa saja, baik di sekolah atau kuliah, tempat kerja, circle pertemanan, dan internet.

Baca juga: Kenali, Ragam Pelecehan Seksual Halus yang Terjadi di Tempat Kerja

Penyebab sexual bullying

Korban sexual bullying biasanya mendapatkan intimidasi dengan cara diganggu, digosipkan, diejek, dihina, dipermalukan, bahkan dilecehkan.

Berbeda dengan bentuk perundungan lain, sexual bullying biasanya sulit diketahui karena tidak selalu menunjukkan bekas luka atau kekerasan fisik.

Nah, biasanya sexual bullying dipicu oleh beberapa faktor yang berikut ini. Diperhatikan, ya!

1. Merasa kuat

Sexual bullying sulit dilepaskan dari hubungan kuasa, misalnya ketika salah satu pihak memiliki kekuatan lebih ketimbang pihak lainnya.

Dalam hal ini, pelaku sexual bullying bisa menyasar korban yang dianggapnya lemah dan tidak berdaya.

Tidak menutup kemungkinan juga pelaku sexual bullying pernah merasakan kejadian tak mengenakan ini.

Sehingga, pelaku sexual bullying sengaja menargetkan orang-orang tertentu yang lebih lemah untuk mendapatkan kendali dalam hidupnya.

Baca juga: Memahami Arti Bullying, Jenis, Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya

2. Penampilan

Anak yang beranjak remaja cenderung memperhatikan penampilan dan pendapat tentang dirinya dari teman-temannya.

Hal tersebut dilakukan supaya mereka dapat tampil lebih dewasa dan diterima.

Tapi, tidak selalu komentar dan tuntutan yang diberikan teman-teman dapat dipenuhi oleh anak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com