Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/10/2022, 17:03 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Beberapa orang mungkin alergi terhadap protein dalam anggur.

Beberapa orang mungkin bereaksi terhadap ragi atau bahan lain yang digunakan untuk memproses dan membersihkan wine.

Protein dari serangga yang dapat mencemari anggur juga dapat memicu reaksi.

Tidak seperti alergi pada umumnya, intoleransi terhadap suatu zat tidak melibatkan respons kekebalan tubuh.

Seseorang dengan intoleransi alkohol dapat mengalami kemerahan pada wajah sekitar 30 menit setelah mengonsumsi wine atau minuman beralkohol lainnya.

Hal ini umum terjadi pada beberapa orang Asia yang secara genetik mungkin memiliki lebih sedikit protein yang memecah alkohol dalam tubuh (aldehyde dehydrogenase).

Jika kita alergi terhadap bahan-bahan lain dalam wine tetapi dapat mentolerir alkohol, maka kemungkinan besar kita dapat minum bir atau minuman beralkohol lain.

4. Air

Air sangat penting bagi kesehatan.

Sekitar 60 persen tubuh kita terdiri dari air, yang membantu mengeluarkan racun dan mengatur suhu tubuh.

Mungkin cukup mengejutkan untuk mengetahui bahwa orang dapat mengalami gatal-gatal dan ruam setelah menyentuh air.

Alergi air yang tidak umum ini dikenal sebagai urtikaria aquagenik.

Sampai saat ini para ilmuwan tidak tahu apa yang menyebabkan urtikaria akagenik.

Beberapa kasus yang dilaporkan menunjukkan riwayat keluarga yang potensial untuk alergi.

Tetapi, para ahli belum mengidentifikasi gen spesifik yang terkait dengan kondisi ini.

Semua jenis air dapat memicu alergi ini, termasuk air suling (murni), air hujan, air hujan, air garam, air keran, keringat, dan air mata.

Berdasarkan kasus yang dilaporkan, reaksi hanya terjadi ketika ada kontak langsung dengan kulit dan hanya sekitar 50 kasus urtikaria akagenik yang telah dilaporkan dalam literatur medis.

Reaksi kulit biasanya dimulai dalam waktu 30 menit setelah kontak dengan air dan dapat bertahan hingga dua jam.

Hal ini paling sering memengaruhi lengan atas, dada, dan punggung.

Dalam kasus yang jarang terjadi, mengi dan sesak napas juga dapat muncul.

Karena air sangat penting bagi tubuh kita, tidak realistis untuk menghindarinya sepenuhnya.

Sebagai gantinya, penyedia layanan kesehatan dapat meresepkan antihistamin, krim topikal, dan perawatan lain untuk menenangkan iritasi kulit serta gatal-gatal.

Apabila kita memiliki alergi air, cobalah kurangi waktu terkena air seperti saat mandi atau berenang.

5. Sinar matahari

Sinar matahari dan sumber sinar ultraviolet (UV) lainnya dapat menyebabkan respons imun hipersensitif yang memperburuk beberapa kondisi kulit.

Kondisi fotosensitif ini dikenal sebagai fotodermatosis.

Gejalanya akan bervariasi berdasarkan jenis kondisinya, tetapi biasanya termasuk kemerahan, lecet, dan dalam beberapa kasus gatal-gatal pada kulit.

Beberapa contoh fotodermatosis meliputi:

• Erupsi cahaya polimorfik (PMLE)

Ini adalah jenis fotodermatosis yang paling umum dan telah dikaitkan dengan beberapa mutasi gen.

PMLE terjadi pada sekitar 10-20 persen populasi dari AS, Eropa Tengah, dan Skandinavia.

• Solar urticaria

Seseorang dengan kondisi ini mengalami ruam kulit berulang setelah beberapa menit terpapar sinar matahari.

Biasanya dimulai pada awal masa dewasa, meskipun tidak jelas mengapa beberapa orang dapat mengembangkannya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com