Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/10/2022, 17:03 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

• Dermatitis fotoalergi

Ini adalah ruam seperti eksim yang sangat langka yang menghasilkan kemerahan dan bersisik.

Bahan kimia peka cahaya yang ditemukan dalam tabir surya dapat bereaksi dengan sinar matahari dan memicu gejala.

Untuk mengatasi alergi, lindungi kulit dari sinar matahari dengan mengenakan tabir surya dan pakaian lengan panjang yang cukup menutupi kulit yang terpapar.

Jika kita memiliki dermatitis fotoalergi, hindari penggunaan tabir surya kimia yang mungkin sensitif terhadap kulit kita.

6. Keringat

Kita bisa berkeringat karena hari yang panas, saat berolahraga, atau bahkan saat sedang stres.

Ternyata, beberapa orang bisa mengalami alergi terhadap keringat yang mungkin jarang terdengar.

Beberapa orang biasanya mengembangkan benjolan yang terangkat (weals) ketika berkeringat dan kondisi ini disebut urtikaria kolinergik.

Jika kita memiliki dermatitis atopik (AD), sejenis eksim atau penyakit kulit inflamasi kronis, kita mungkin mengalami ruam gatal yang memburuk saat berkeringat.

Penyebab alergi keringat tidak sepenuhnya jelas.

Tetapi, berkeringat membantu tubuh melepaskan air, natrium, dan racun seperti debu.

Hal ini juga mengubah pH kulit dan membuatnya kurang asam.

Faktor-faktor ini dapat memicu reaksi alergi pada beberapa orang, terutama jika mereka memiliki kerusakan kulit atau ruam dari AD.

Orang dengan AD atau urtikaria kolinergik mungkin juga terlalu sensitif terhadap keringat mereka sendiri.

Faktor lain bisa jadi perbedaan dalam mikrobioma kulit seperti bakteri, jamur, dan mikroorganisme lain yang secara alami hidup di kulit.

Para ahli telah mengidentifikasi kemungkinan alergen keringat yakni protein yang diproduksi oleh ragi kulit yang umum (Malassezia globosa) ketika tubuh berkeringat.

Namun, kemungkinan ada alergen keringat lain yang belum ditemukan oleh para ahli.

Tidak realistis memang untuk menghindari keringat sepenuhnya. Namun, mengurangi waktu untuk berkeringat dapat membantu, terutama jika kita memiliki alergi keringat terkait AD.

Cobalah juga untuk mandi sesaat setelah berolahraga atau bicarakan dengan dokter tentang perawatan dan cara untuk mengelola gejalanya.

7. Suhu dingin

Meskipun sangat jarang, tapi beberapa orang bisa saja alergi terhadap suhu dingin.

Dikenal sebagai urtikaria dingin, gejala yang umumnya ditemui adalah gatal-gatal, kemerahan, dan benjolan atau bengkak pada kulit.

Gejala seperti biduran juga dapat berkembang pada area jaringan lunak seperti lidah atau tenggorokan, yang biasanya dimulai dalam waktu satu hingga lima menit setelah terpapar flu dan dapat hilang dalam waktu satu jam atau lebih.

Dalam kasus yang parah, hal ini dapat berpotensi mengancam jiwa ketika terjadi anafilaksis.

Sekitar lima dari 10.000 orang dapat memiliki alergi ini.

Orang-orang dari segala usia dapat mengalaminya, tetapi biasanya dimulai antara usia 10-40 tahun.

Untuk penyebab pastinya masih tidak diketahui, tetapi beberapa orang mungkin secara genetik cenderung mengalaminya.

Pemicu alergi terhadap kondisi yang tidak umum ini bisa disebabkan karena mandi air dingin atau berenang, cuaca musim dingin, AC, angin dingin, dan mengonsumsi makanan maupun minuman dingin.

Baca juga: Intoleransi Laktosa dan Alergi Susu Sapi, Apa Bedanya?

Secara umum, cobalah untuk membatasi paparan dingin jika kita memiliki alergi ini.

Selama bulan-bulan musim dingin, hindari paparan dingin di luar ruangan dengan tetap berada di dalam ruangan (bila memungkinkan) dan kenakan pakaian yang cukup berlapis untuk menghangatkan kulit.

Selain itu, berhati-hatilah saat memasuki tempat-tempat dalam ruangan dengan suhu yang lebih dingin dan hindari mengonsumsi minuman dingin es serta dessert.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com