Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Kalimat yang Pantang Dikatakan pada Penderita Kesehatan Mental

Kompas.com - Diperbarui 10/10/2023, 09:32 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Hari Kesehatan Mental Sedunia jatuh tiap tanggal 10 Oktober.

Saat ini, kesadaran akan isu tersebut semakin tingg di masyarakat.

Anak muda, khususnya, semakin paham pentingnya merawat kesejateraan emosionalnya sehingga perlahan menghapus stigma negatif selama ini.

Sayangnya, masih banyak juga yang belum paham, tidak peka dan meremehkan soal kondisi mental seseorang.

Baca juga: Hindari Hal Ini saat Teman Punya Isu Kesehatan Mental

Beberapa yang lain kerap kali kebingungan harus memberikan komentar maupun dukungan seperti apa pada kenalannya yang memiliki masalah kejiwaan.

Kalimat yang jangan dikatakan pada penderita isu kesehatan mental

"Sulit untuk menemukan komentar yang tepat untuk seseorang yang sedang berjuang dengan kesulitan emosional," kata F. Diane Barth, LCSW, seorang psikoterapis dan psikoanalis di New York City.

Oleh sebab itu, kita perlu mengedukasi diri soal isu ini agar tidak asal membuat komentar sensitif dan menyudutkan.

“Masalah terjadi ketika orang membuat pernyataan yang menyiratkan bahwa penyakit mental adalah tanda kelemahan emosional," ujar Ryan Howes, psikolog klinis asal California.

Seakan-akan masalah mental ini sebagai hal sepele yang bisa diselesaikan dengan mudah, padahal tidak demikian.

Baca juga: Sadari, 5 Risiko Lakukan Diagnosis Kesehatan Mental Sendiri

Sebagai contoh, ada beberapa kalimat terlarang yang pantang diucapkan pada penderita masalah kesehatan mental, antara lain:

"Coba cari kesibukan"

“Dengan penyakit mental yang signifikan,  tidak akan berhasil, bahkan untuk sementara,” kata Howes.

Jadi jangan asal menyuruh orang lain mencari kesibukan untuk mengalihkan perhatian dan keluhannya.

Berbagai pengalihan tersebut tidak akan berguna dan malah membuat keadaannya terlambat ditangani.

"Apa kamu memang berniat sembuh?"

Memahami kesehatan mental sangatlah penting agar bisa menjalani kehidupan secara normal. Memahami kesehatan mental sangatlah penting agar bisa menjalani kehidupan secara normal.
Kalimat ini adalah jenis yang paling menyakitkan untuk dikatakan kepada penderita masalah mental, apa pun keluhannya.

Ucapan tersebut menyiratkan tuduhan bahwa orang tersebut tidak berupaya sembuh atau terlalu malas untuk memperbaiki kondisinya.

Efeknya benar-benar parah meskipun mungkin kita tidak berniat buruk saat mengatakannya.

Baca juga: Makanan dan Kesehatan Mental, Bagaimana Hubungannya?

"Coba ubah perilakumu"

Perubahan perspektif mungkin bisa sedikit membantu namun tidak akan menyembuhkan gangguan mental seperti ADHD, gangguan bipolar, PTSD atau skizofrenia.

"Sangat sulit bagi orang yang berfungsi tinggi untuk mengubah sikap mereka, apalagi seseorang yang lemah karena penyakit mental yang melelahkan," tandas Howes.

"Jangan terlalu sering berpikir negatif"

Ilustrasi kesehatan mental di lingkungan kerjaDok. Shutterstock Ilustrasi kesehatan mental di lingkungan kerja
Barth mengatakan, banyak orang kerap menyuruh penderita masalah mental untuk berhenti fokus pada diri sendiri atau hal buruk dalam hidupnya.

Padahal komentar tersebut membuat mereka merasa lebih buruk soal dirinya sendiri.

"Mereka membayangkan fakta bahwa mereka tidak dapat melakukannya, dalam pikiran mereka, hanyalah satu lagi tanda kegagalan mereka," katanya.

Baca juga: Dukungan Sosial Penting bagi Kesehatan Mental Ibu, Seperti Apa?

"Kamu hanya kurang bersyukur"

Kalimat ini terdengar seperti tuduhan karena mereka tidak berusaha cukup keras soal hidupnya.

Selain itu, kalimat ini juga tidak akurat karena mungkin saja orang tersebut sebetulnya tidak memiliki dukungan yang dibutuhkannya.

"Abaikan saja. Semua orang pasti pernah mengalaminya"

Semua orang memiliki emosi namun tidak sama dengan penderitaan yang dialami oleh penderita gangguan mental itu.

Kesedihan tidak sama dengan lubang keputusasaan tanpa harapan seperti yang dialami penderita depresi atau serangan panik yang sering diremehkan sebagai kecemasan belaka.

"Jangan malas beribadah"

Kekuatan doa dan ibadah bagi sebaian orang memang sangat nyata karena membantu memfokuskan diri dan merasakan dukungan dari hal yang lebih tinggi.

Namun nasihat ini dapat meminimalkan masalah, mengabaikan banyak perawatan medis dan psikologis yang telah terbukti.

"Bahkan dapat membuat seseorang merasa seperti tidak disembuhkan, karena mereka tidak memiliki cukup iman, yang menambah penghinaan terhadap penyakitnya," terang Howes.

"Kenapa kamu tidak bisa bekerja?"

Masalah kesehatan mental membuat seseorang tidak mampu berfungsi normal, secerdas dan sekuat apa pun dirinya.

Jadi sangat menyakitkan jika kita menuding mereka malas, membuat alasan atau tidak berusaha keras karena penyakitnya itu.

Baca juga: Perlukah Kita Detoks Media Sosial demi Menjaga Kesehatan Mental?

"Kamu memiliki penyakit yang sama dengan kenalan saya"

Dengan semakin meningkatnya kesadaran soal kesehatan mental, kalimat ini makin sering muncul.

Namun sebaiknya tahan diri agar tidak mengeluarkan komentar serupa karena membuat kita terkesan sok tahu atau sok akrab.

Seakan-akan, kita tahu penderitaan dan perjuangan mereka menghadapi hal tersebut, padahal sebenarnya tidak.

Baca juga: Perlukah Kita Detoks Media Sosial demi Menjaga Kesehatan Mental?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com