KOMPAS.com - Publik sempat dihebohkan dengan saran untuk menghindari konsumsi obat batuk sirup mengandung paracetamol bagi anak terkait kasus gangguan ginjal akut misterius.
Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) mengatakan anjuran tersebut sebagai langkah kewaspadaan semata.
"Batuk, pilek, selesma sebenarnya tidak perlu obat macam-macam," pesannya, dalam live Instagram di akun Ikatakan Dokter Indonesia (IDI), kemarin.
Baca juga: Simak, Saran IDAI untuk Orantua terkait Gangguan Ginjal Akut Misterius pada Anak
Sebaliknya, orangtua diminta untuk fokus pada pengobatan konservatif jika buah hati mengalami keluhan batuk, pilek maupun selesma.
Pakar kesehatan anak selama puluhan tahun ini juga menyoroti kebiasaan masyarakat yang gegabah memberikan obat kepada anaknya untuk berbagai keluhan ringan tersebut.
Batuk dan pilek adalah hal yang umum terjadi pada anak ketika sistem kekebalan tubuhnya merespon adanya kuman atau virus.
Banyak orangtua tidak tega melihat anaknya batuk sehingga langsung memberikan obat yang dianggap ampuh untuk langsung menyembuhkan, seperti paracetamol.
Padahal, proses tersebut penting untuk mengembangkan sistem kekebalan anak agar mampu merespon ancaman serupa di kemudian hari.
Baca juga: Apakah Paracetamol Mengandung Virus? Ini Kata Pakar UGM
Kita bisa mengontrol gejala batuk pada anak dengan banyak beristirahat dan tetap terhidrasi.
Selain itu, ada beberapa obat alami yang juga bisa diberikan pada anak untuk mengurangi keluhannya, seperti:
Untuk anak di atas usia satu tahun, madu yang dilarutkan dengan air hangat dan lemon bisa menjadi obat batuk alami yang ampuh.
Herbal ini memiliki rasa manis alami sekaligus mampu melawan infeksi karena sifat penekan bakterinya dan meredakan sakit tenggorokan.
Jangan memberikannya terlalu sering karena madu memiliki kandungan gula yang cukup tinggi.
Ramuan ini juga dilarang diberikan kepada bayi karena risiko botulisme.
Baca juga: Bisa Mengancam Jiwa, Kenali Gejala Botulisme
Rempah ini sudah banyak digunakan dalam metode pengobatan tradisional sejak dulu kala.
Berikan air putih atau teh hangat dengan campuran jahe untuk anak agar keluhan batuknya berkurang.
Menggunakan alat ini dapat membantu meringankan gejala batuk anak karena menambahkan kelembapan ke udara.
Humidifier membantu melonggarkan lendir, yang dapat meredakan batuk dan hidung tersumbat.
Gunakan sepanjang hari di ruangan tempat anak beraktivitas agar efeknya lebih optimal.
Baca juga: Jangan Asal Pakai, Ini Perbedaan Humidifier, Diffuser, dan Purifier
Ajak anak mandi air panas atau masuk ke kamar mandi yang penuh berisi uap lalu nikmati sensasinya.
Berikan segelas air setelah itu agar anak bisa mendinginkan tubuhnya dan tidak mengalami dehidrasi.
Baca juga: Batuk Terasa Lebih Mengganggu di Malam Hari, Ini Penjelasannya
Orangtua juga bisa membuat mangkuk uap bagi buah hatinya, dengan cara:
Cara ini bisa dilakukan hingga 1-2 kali sehari untuk meringankan gejala batuk.
Kumur air asin bisa mengurangi dahak dan rasa sakit akibat batuk yang dialami buah hati meskipun tidak menghilangkan virusnya.
Campurkan garam ke secangkir air hangat sampai benar-benar larut lalu gunakan untuk berkumur.
Baca juga: 7 Pilihan Teh Herbal untuk Meredakan Batuk
Ajari anak untuk berkumur dengan cairan tersebut berada di pangkal tenggorokannya sebelum dimuntahkan.
Lakukan beberapa kali sehari sampai batuknya mereda.
Menjaga kepala anak tetap tinggi saat tidur bisa mencegah post nasal drip.
Saat berbaring datar, lendir lebih mungkin menumpuk di bagian belakang tenggorokan, yang memicu batuk lebih sering.
Atur hingga posisinya tetap nyaman tanpa membuat leher anak menjadi pegal atau risiko berbahaya lainnya.
Imunitas ini yang kemudian membantu melawan infeksi penyebab batuk pada anak.
Berikan sejumlah makanan yang tinggi probiotik selama anak sakit, misalnya:
Bisa juga memberikan suplemen probiotik yang aman untuk anak untuk mengoptimalkan proses kesembuhannya.
Baca juga: 8 Makanan Sehat yang Mengandung Probiotik Tinggi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.