KOMPAS.com - Insiden ular membunuh manusia kembali terjadi.
Kali ini, peristiwa naas menimpa Alprih Priyono, asisten Panji Petualang yang juga pecinta ular.
Ia yang sudah terbiasa menghadapi hewan melata ini tewas usai terpatuk ular di Gang Lipur, Kota Sukabumi, Jawa Barat, pada Minggu (18/12/2022) lalu.
Saat itu, Alprih sedang menolong warga setempat mengamankan bayi ular king cobra yang terpantau berada di sana.
Naas, ia terpatuk ular tersebut dan kehilangan nyawanya meski sempat dilarikan ke rumah sakit.
Baca juga: Asisten Panji Petualang Meninggal Dipatuk Anak Ular King Kobra Saat Nobar Piala Dunia
Ular berbisa tersebut dapat dikenali dari beberapa ciri fisik, seperti sisik yang besar di bagian kepala dan badannya.
Tak hanya itu, ular yang masuk famili Elapidae ini juga memiliki ciri fisik lain seperti kepalanya yang berukuran besar.
"King kobra juga memiliki postur yang panjang dan ramping," kata Yayasan Sioux Ular Indonesia, Aji Rachmat, kepada Kompas.com, Selasa (25/10/2022).
Lebih lanjut, Aji juga menyampaikan kalau panjang tubuh king kobra dapat mencapai enam meter.
Dengan tubuh sepanjang itu, ia menyebut king kobra adalah ular berbisa terpanjang di darat.
"King kobra sangat agresif. Jika marah atau waspada, ular ini berdiri dan mengembangkan lehernya," jelas Aji.
Kendati tubuhnya berukuran lebih besar dari spesies ular lain, tidak semua orang memahami perbedaan king kobra dengan kobra (Naja).
Aji menjelaskan, ada beberapa perbedaan di antara kedua ular berbisa tersebut yang wajib diketahui orang.
"Perbedaan (king kobra) dengan kobra adalah sisik kobra lebih kecil," ujar Aji.