Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengisap Vape dapat Menurunkan Performa Fisik, Catat Ahli

Kompas.com - 30/10/2022, 12:15 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

"Dan apa yang kita lihat sekarang, vaping meningkat di kalangan anak muda," tuturnya lagi.

Dilaporkan CDC, efek jangka panjang merokok termasuk:

  • Kanker paru-paru, kanker perut, kanker serviks dan jenis kanker lainnya
  • Katarak
  • Penyakit paru obstruktif kronik
  • Diabetes
  • Gangguan kesuburan
  • Penyakit jantung
  • Komplikasi sistem imun
  • Nyeri punggung bawah
  • Osteoporosis
  • Komplikasi kehamilan
  • Artritis reumatoid (peradangan di sendi)
  • Stroke
  • Kehilangan gigi
  • Tulang rapuh dan patah tulang

Merokok atau vaping dapat memengaruhi aktivitas fisik

Merokok menyebabkan efek langsung dan jangka panjang pada olahraga dan aktivitas fisik. Apa saja efek yang ditimbulkan?

  • Daya tahan lebih rendah
  • Performa fisik yang buruk
  • Lebih rentan cedera dan waktu pemulihan lebih lama
  • Kekuatan dan kelenturan otot berkurang
  • Pola tidur terganggu
  • Sesak napas

Efek serupa cenderung terlihat pada mereka yang mengisap vape, seperti batuk, nyeri dada, atau sesak.

"Beberapa orang memiliki gagasan nikotin bisa digunakan seperti stimulan untuk meningkatkan performa latihan, itu jelas keliru," kata Choi.

"Merokok dan vaping bukanlah sesuatu yang dianjurkan untuk digunakan sama sekali, terutama jika kita mencemaskan performa olahraga kita."

Baca juga: Vape Berisiko Sebabkan Masalah Pernapasan dan Kesulitan Menelan

Kebugaran perokok lebih rendah daripada bukan perokok

Demi mencapai performa puncak saat berolahraga, jantung, paru-paru dan otot membutuhkan suplai darah yang kaya oksigen.

Saat kita mengisap rokok tembakau, karbon monoksida dalam rokok akan mengikat sel darah merah dan menyebabkan jumlah oksigen yang dialirkan ke otot dan jaringan tubuh lain berkurang.

Hal itu kemudian akan memicu peningkatan asam laktat --zat yang membuat otot terasa seperti terbakar, kelelahan, napas menjadi lebih berat, serta peningkatan rasa sakit usai berolahraga.

Penurunan kadar oksigen mengurangi daya tahan fisik, dan membuat kita kesulitan berolahraga dengan baik.

Aktivitas sehari-hari seperti menaiki tangga juga terganggu jika kita merokok.

Karena penurunan oksigen, detak jantung istirahat (resting heart rate) pada perokok menjadi lebih tinggi. Jantung bekerja lebih keras untuk memberikan oksigen yang memadai ke tubuh.

Kerja jantung yang lebih keras ini membuat kita lebih cepat lelah ketika berolahraga.

Studi menemukan, kadar karbon monoksida dalam produk vape cenderung lebih rendah daripada rokok konvensional. Namun, bukan mustahil perokok vape bisa terpapar tingkat karbon monoksida yang lebih tinggi.

Satu studi yang meneliti tentara Angkatan Darat AS (US Army) mengungkapkan, perokok vape yang berlari 2 mil (sekitar 3,2 kilometer) lebih lambat 27 detik daripada tentara yang tidak merokok.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com