Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/10/2022, 11:27 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Keberadaan tikus di rumah tidak hanya menimbulkan kegaduhan ketika malam hari atau mencuri makanan kita.

Lebih dari itu, tikus juga berisiko menularkan penyakit, seperti leptospirosis yang belum lama ini menyebabkan enam warga asal Kota Semarang, Jawa Tengah, meninggal dunia.

Dilansir dari Medical News Today, leptospirosis adalah infeksi bakteri berbahaya yang dapat ditularkan oleh hewan kepada manusia.

Leptospirosis bisa menyebar melalui urine hewan, seperti anjing, hewan ternak, tidak terkecuali tikus yang bersarang di rumah.

Baca juga: Mengenal Leptospirosis, Penyakit Langganan Pasca-Bencana Banjir

Penyebab leptospirosis

Meski inang dari leptospirosis berasal dari hewan, penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang disebut Leptospira interrogans.

Organisme ini dibawa oleh banyak hewan dan hidup di dalam ginjal mereka sebelum akhirnya menyebar di tanah atau urine hewan.

Manusia dapat tertular leptospirosis apabila luka pada kulit, seperti goresan, luka terbuka, atau bekas luka kering, kemasukan Leptospira interrogans yang menyebar di tanah atau air.

Bakteri tersebut juga bisa menginfeksi manusia melalui hidung, mulut, alat kelamin, hubungan seksual, dan menyusui.

Sementara itu, menurut Unit Pelayanan Kesehatan (UPK) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, leptospirosis termasuk penyakit penyerta ketika banjir menerjang suatu wilayah.

Biasanya, leptospirosis menginfeksi korban banjir melalui urine tikus atau selaput lendir ketika kontak dengan banjir, genangan air sungai, selokan, dan lumpur.

Leptospirosis adalah penyakit yang umum ditemukan di beberapa daerah, seperti Australia, Afrika, Amerika Tengah dan Selatan, Karibia, termasuk Indonesia.

Baca juga: Musim Hujan Datang, Waspadai Leptospirosis

Gejala leptospirosis

Leptospirosis membutuhkan waktu dua minggu sebelum menunjukkan tanda-tanda kalau penyakit ini sudah menginfeksi orang.

Namun, dalam beberapa kasus, gejala leptospirosis kemungkinan tidak muncul walau sudah satu bulan atau tidak sama sekali.

Orang yang sudah masuk tahap terinfeksi leptospirosis dapat merasakan demam, bahkan suhu tubuhnya bisa melonjak hingga 40 derajat Celcius.

Tak hanya itu, mereka yang menjadi korban infeksi leptospirosis juga merasakan gejala-gejala lain, seperti:

  • Sakit kepala
  • Sakit otot
  • Penyakit kuning (kulit dan mata menjadi menguning)
  • Muntah
  • Diare
  • Ruam kulit
  • Mata merah
  • Tubuh lemah.

Pengobatan leptospirosis

Leptospirosis dapat diobati dengan antiobiotik, seperti mengonsumsi penisilin dan doksisiklin.

Di samping itu, dokter kemungkinan juga meresepkan ibuprofen bagi orang yang terserang leptospirosis jika merasakan demam dan nyeri otot.

Penyakit yang satu ini akan berlangsung dengan sendirinya dalam waktu sekitar satu minggu.

Namun, orang yang mengalami leptospirosis disarankan segera pergi ke rumah sakit apabila kondisi mereka semakin parah.

Pasalnya, leptospirosis yang sudah tingkat lanjut dapat menyebabkan beberapa gejala tidak biasa, seperti gagal ginjal, meningitis, dan masalah paru-paru.

Tidak menutup kemungkinan juga penyakit tersebut menyebar ke seluruh (sindrom inflamasi sistemik) dan menyebabkan pendarahan internal dan memengaruhi pankreas atau kantong empedu.

Leptospirosis yang sudah parah bisa memengaruhi otot jantung (miokarditis) yang menyebabkan gejala gagal jantung, termasuk penyumbatan dan detak jantung tidak teratur (disritmia).

Di sini, keberadaan dokter sangat diperlukan untuk memeriksa kondisi pasien yang mengalami leptospirosis.

Mereka dapat memastikan kondisi pasien, mulai dari riwayat kesehatan, usia, dan faktor lain sebelum menentukan cara mengobati komplikasi akibat leptospirosis.

Baca juga: 9 Aroma untuk Mengusir Tikus dari Rumah, Mudah Didapat

Cara mencegah leptospirosis

Lebih baik mencegah daripada mengobati, begitu pula dengan leptospirosis yang bisa dicegah sebelum nyawa menjadi taruhannya.

Leptospirosis bisa dicegah dengan beberapa cara, salah satunya adalah tidak sembarangan menggunakan dan mengonsumsi air sebelum memastikan kondisinya benar-benar tidak terkontaminasi.

Berhati-hati juga ketika berenang, bermain ski, berlayar, atau memancing di daerah air tawar karena leptospirosis bisa masuk ke dalam tubuh melalui hidung.

Yang tidak kalah pentingnya adalah membasmi tikus dari rumah yang menjadi biang masalah.

Pasalnya, tikus dan hewan pengerat lainnya adalah hewan pembawa bakteri -salah satunya Leptospira interrogans.

Kemudian, berhati-hati juga ketika bepergian ke luar kota atau negara lain yang sanitasinya buruk karena leptospirosis dapat menular di tempat-tempat seperti itu.

Selain beberapa cara pencegahan yang sudah disebutkan, UPK Kemenkes punya sejumlah imbauan lain yang tidak kalah pentingnya, yakni:

  • Menggunakan sarung tangan atau sepatu bot saat membersihkan rumah atau selokan
  • Mencuci tangan dengan sabun setelah selesai beraktivitas.

Baca juga: Hindari, 7 Kebiasaan Buruk yang Undang Tikus Masuk Rumah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com