Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Efek Samping Obat Pelangsing, Jangan Diremehkan

Kompas.com - 11/11/2022, 10:26 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber

KOMPAS.com - Iming-iming yang ditawarkan produsen obat pelangsing sering kali menarik perhatian orang agar berat badannya turun secara instan.

Padahal, tidak semua obat pelangsing yang dikonsumsi terjamin keamannnya bahkan berisiko mendatangkan efek samping serius bagi kesehatan.

Hal itu dikatakan Direktur Pencegahan dan Pengobatan Alternatif di University of Michigan yang juga penulis penulis The Supplement Handbook, Mark Moyad, MD.

Moyad memang tidak menampik, obat pelangsing bermanfaat untuk menurunkan berat badan bagi orang yang kelebihan berat badan.

Baca juga: 13 Obat Pelangsing Alami untuk Menurunkan Berat Badan

Tapi, obat pelangsing yang dikonsumsi sebaiknya diresepkan dokter dan dibarengi dengan pola makan sehat, olahraga, dan pemeriksaan kesehatan.

Efek samping serius obat pelangsing

Dilansir dari Men's Health, kualitas pembuatan obat pelangsing bisa berbeda-beda walau pun takarannya sama.

Demikian penjelasan yang disampaikan lektor kepala asal Cambridge Health Alliance, Pieter Cohen, M.D.

Karena alasan itu, penting bagi orang yang kelebihan berat badan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat pelangsing.

Jika obat tersebut dikonsumsi secara sembarangan, ada beberapa efek samping serius yang berisiko membahaya kesehatan.

Baca juga: Kenali, 4 Obat Pelangsing serta Efek Sampingnya

1. Memengaruhi jantung

Moyad menjelaskan, banyak obat pelangsing dapat mempercepat metabolisme tubuh dan detak jantung untuk meningkatkan jumlah energi yang dibakar.

Karena obat pelangsing mampu meningkatkan kinerja jantung, dampak ini dikatakan Moyad berisiko menyebabkan detak jantung tidak teratur atau aritmia.

Lebih parahnya, mengonsumsi obat pelangsing bisa menimbulkan kerusakan atau malfungsi pada katup jantung dan otot jantung.

Semua efek samping dari obat pelangsing pada gilirannya memicu serangan jantung atau penyakit kardiovaskular di kemudian hari.

Baca juga: Obat Pelangsing, Bagaimana Menggunakannya dan Apa Efek Sampingnya?

Ilustrasi stroke pada wanita, gejala stroke pada wanita, penyebab stroke pada wanita. Shutterstock/BlurryMe Ilustrasi stroke pada wanita, gejala stroke pada wanita, penyebab stroke pada wanita.

2. Meningkatkan risiko stroke

Cohen menerangkan bahwa secara umum banyak dari zat yang ditemukan di obat pelangsing adalah stimulan.

Zat seperti itu dikatakan Cohen bekerja dengan cara merangsang jantung supaya memompa darah lebih cepat.

Risiko dari stimulasi setelah mengonsumsi obat pelangsing adalah meningkatnya tekanan darah yang berisiko menyebabkan stroke dan pendarahan di otak.

Efek samping serius obat pelangsing yang sudah disebutkan sebaiknya dipertimbangkan matang-matang jika orang mengonsumsi OTC.

Cohen membeberkan bahwa stimulan yang paling aman adalah kafein. Namun, kandungan ini bisa memengaruhi orang setelah mereka mengonsumsi satu sendok kafein murni.

Baca juga: Pengalaman Buruk Kevin Liliana dengan Obat Pelangsing Instan

Dalam hal ini, Cohen mengingatkan bahwa obat pelangsing berpotensi menyebabkan masalah yang belum pernah dialami sebelumnya.

Risiko tersebut dapat dirasakan walau pun orang tidak pernah mengonsumsi obat pelangsing di masa lalu.

3. Merusak hati

Hati adalah organ yang penting yang membantu tubuh memproses nutrisi dalam makanan, membuang zat beracun, dan menstabilkan kadar gula darah.

Sayangnya, kesehatan hati bisa terpengaruh bahkan rusak apabila orang tidak berhati-hati mengonsumsi obat pelangsing.

Efek samping serius obat pelangsing bagi kesehatan hati pernah dibuktikan peneliti dalam studi tahun 2011 dari Mount Sinai Medical Center, New York, AS.

Peneliti mendapati temuan bahwa obat untuk membakar lemak yang mencakup beberapa bahan herbal dan turunan pohon bisa menyebabkan keracunan dan gagal hati akut.

Baca juga: 6 Klaim Obat Pelangsing yang Tak Terbukti Kebenarannya

Lebih lanjut, Moyad mengutarakan bahan dan produk sampingan kimia juga dapat menimbulkan penumpukan enzim yang bisa menjadi racun.

Studi yang dipublikasikan di Nutrition Journal juga mengaitkan obat pelangsing dengan hepatitis.

Hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh berbagai virus menular dan agen tidak menular yang bisa berakibat fatal.

Ilustrasi gatal karena diabetesSHUTTERSTOCK Ilustrasi gatal karena diabetes

4. Kulit menjadi merah dan gatal

Senyawa untuk menurunkan berat badan dalam obat pelangsing, seperti 2,4-Dinitrophenol (DNP), sebenarnya sudah dilarang di AS dan Eropa.

Sayangnya, bahan kimia berbahaya ini masih ditemukan dalam obat pelangsing yang dijual secara online.

Fakta tersebut terungkap setelah studi tahun 2011 dipublikasikan di Journal of Medical Toxicology.

Bahan kimia ini dikatakan peneliti berisiko menyebabkan kerusakan dengan meningkatkan detak jantung dan metabolisme tubuh secara berlebihan.

Baca juga: Hati-hati Konsumsi Obat Pelangsing

Studi juga mendapati temuan bahwa DNP bisa menimbulkan efek samping berupa kulit yang gatal dan meradang akibat reaksi alergi.

Tak hanya itu, kandungan yang sama juga memungkinkan kulit menjadi kuning karena kerusakan hati.

5. Mengganggu penglihatan

Studi yang menemukan kandungan DNP dalam sebagian obat pelangsing juga menunjukkan dampak bahan kimia ini bisa menyebabkan katarak dan gangguan penglihatan.

Katarakn adalah kekeruhan pada lensa mata yang seharusnya jernih dan kondisi ini dapat berkembang secara cepat setelah orang mengonsumsi DNP.

Hal itu terjadi karena DNP memengaruhi perubahan kesehatan dan produksi sel darah merah.

Pada gilirannya katarak yang disebabkan oleh DNP mengakibatkan penurunan penglihatan secara permanen dan masalah dengan persepsi gelap-terang.

Baca juga: Kenali, Penyebab Telinga Terus Berdenging

6. Pusing dan telinga berdenging

Membaca label ekstrak teh hijau pada obat pelangsing terlihat menarik bagi sebagian orang karena produk seperti ini dianggap mengandung bahan alami.

Namun, Consumer Reports mencantumkan ekstrak teh hijau di antara 15 bahan dalam obat pelangsing supaya tidak dikonsumsi.

Pasalnya, temuan peneliti menghubungkan ekstrak teh hijau dengan pusing, telinga berdenging, penyerapan zat besi yang buruk, tekanan darah tinggi, dan kerusakan hati.

Lembar fakta konsumen yang diterbitkan National Institutes of Health juga menghubungkan banyak dari efek samping tersebut dengan ekstrak teh hijau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com