KOMPAS.com - Tidak semua anak beruntung memiliki orangtua yang selalu memberi dukungan dalam segala situasi di sepanjang hidup mereka.
Pasalnya, sebagian anak harus menghadapi orangtua toxic yang membuat mereka sakit hati dan menyimpan dendam ketika beranjak dewasa.
Istilah orangtua toxic sebenarnya bukanlah istilah medis atau konsep yang dapat didefinisikan secara jelas.
Namun, orangtua toxic dapat dipahami sebagai orangtua yang secara konsisten menunjukkan perilaku yang menyebabkan anak merasa bersalah.
Tak jarang perilaku mereka juga menimbulkan ketakutan sehingga membentuk kehidupan yang negatif bagi buah hatinya.
Baca juga: 7 Tanda Orangtua Toxic yang Jarang Disadari, Anak Wajib Tahu
Tidak ada satu pun orangtua yang sempurna di dunia ini. Namun, ada beberapa karakteristik yang menunjukkan orangtua berperilaku toxic.
Lantas, apa sajakah itu? Berikut penjelasannya.
Selain teman atau saudara, orangtua bisa berperilaku egois walau pun kepada buah hati yang mereka besarkan sendiri.
Orangtua seperti itu tidak memberikan perasaan, tidak peduli, bahkan menjadi narsis terhadap hal-hal yang dibutuhkan anak.
Anak sering kali mempertanyakan kondisinya ketika orangtua mereka tidak memberikan perhatian.
Adalah hal yang lumrah bagi orangtua apabila memarahi anak yang berbuat kesalahan karena telanjur marah.
Namun, berbeda dengan orangtua toxic yang menunjukkan pelecehan fisik dan verbal kepada anak.
Pelecehan fisik dan verbal kemungkinan tidak dilakukan dengan memukul, membentak, atau mengancam.
Lebih dari itu, anak bisa disalah-salahkan, didiamkan, bahkan gaslighting -manipulasi psikologis agar orang lain mempertanyakan dirinya sendiri.
Orangtua yang toxic dapat melanggar privasi anak bahkan tidak mengizinkan buat hatinya mengambil keputusan sendiri.