KOMPAS.com - Konten parenting tentang menjadikan anak bully proof dengan berbagai keisengan sejak dini jadi pembahasan di media sosial.
Dalam video yang berawal di TikTok itu, dikatakan jika berbagai tindakan bully berkedok humor yang dilakukan orangtua pada anak sejak kecil bisa menjadi pelatihan untuk menghadapi perundungan di masa depan.
Demikian pula dengan komentar cengeng dan sensitif yang disematkan pada anak ketika mereka menangis atau merajuk karena perilaku 'iseng' orangtua itu.
Baca juga: Memahami Perbedaan, Kunci Mencegah Generasi Alfa dari Bullying
Metode ini disebut akan membuat anak terbiasa sehingga tahan bullying.
Alih-alih menjadi korban, anak dinilai akan bisa menjadikan humor sebagai senjata menghadapi perundungan dari sekitarnya.
wahahahaha baru masuk fyp gwaa nih nih pic.twitter.com/X05BHFiWNl
— eska rt 1 (@eskaIite) November 14, 2022
Tak pelak, cara ini langsung menuai berbagai respon dari netizen hingga menyebar di Twitter maupun Instagram.
Banyak yang mengkritik namun ada juga yang mendukung cara itu agar anak tidak mudah jadi sasaran perundungan.
Namun, apa kata psikolog soal metode kontroversial ini?
Psikolog keluarga, Lucia Peppy Novianti, M. Psi., psikolog anak mengatakan belum pernah menemukan kajian ilmiah soal cara tersebut.
"Ketika ada logik bully proof dengan bully sebanyak-banyaknya sehingga pada satu titik akan mejadi kebal terhadap bully, buat saya seperti perilaku misleading ya," ujarnya kepada Kompas.com.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.