Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Xi Jinping Pakai Endek Bali di Jamuan Makan Malam KTT G20 Bali

Kompas.com - 16/11/2022, 05:28 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Beberapa faktor yang menyebabkan eksistensi Endek Bali menurun adalah penurunan produksi karena kompetisi persaingan produksi kain sejenis yang dibuat pabrik.

Tak hanya itu, faktor lainnya yang turut memengaruhi adalah kesulitan mendapat bahan baku, kualitas yang tidak sesuai standar kain Endek, dan mahalnya harga benang.

Motif Endek Bali

Sebagai salah satu wastra khas Nusantara, Endek Bali mempunyai berbagai motif yang bisa diaplikasikan pada kain atau pakaian, mulai dari geometris, dekoratif, flora-fauna, dan figuratif.

Motif geometris pada Endek Bali dilambangkan dengan garis putus, garis lengkung, berbagai bidang geometri, dan garis lurus.

Sementara motif floral yang bisa diaplikasikan pada tenun tradisional ini mengadaptasi bentuk tumbuhan dan memiliki tampilan yang cenderung harmonis dan rapat.

Kemudian, motif figuratif sering kali mengadaptasi ketokohan manusia atau pewayangan dengan visualisasi yang sederhana, baik sebagian atau secara utuh.

Baca juga: Dior Pastikan Kain Endek Bali pada Koleksinya Dipakai Sesuai Adat

Nah, gabungan dari motif-motif Endek Bali yang telah ada sebelumnya dan disesuaikan dengan keyakinan yang dimiliki masyarakat disebut motif dekoratif.

Untuk proses pembuatannya, Endek Bali memerlukan berbagai tahapan yang terbilang tidak sebentar dan dikerjakan dengan tangan manusia alias handmade.

Pertama-tama, produksi Endek Bali dimulai dengan pemintalan benang untuk membentuk pattern dengan cara mengikat benang dengan menggunakan tali rafia.

Benang tersebut kemudian dicelupkan ke dalam zat perwarna selama berkali-kali sesuai keinginan warna yang diaplikasikan pada motif Endek Bali.

Baca juga: Dior Gunakan Kain Endek Bali di Paris Fashion Week

Setelahnya, benang diangkat, dikeringkan, dan dipisahkan menurut polanya sebelum ditenun menggunakan alat tenun bukan mesin atau ATBM dan proses pembuatannya memakan waktu hingga satu bulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com