Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/11/2022, 15:26 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Adakah dampak buruk dari bermain video game?

Terlepas dari manfaatnya, video game juga bisa memberikan efek negatif.

Namun, beberapa penelitian di bidang video game saling bertentangan dan sulit menentukan mekanisme yang tepat di balik masalah yang sedang dipelajari.

Satu studi dengan cakupan kecil yang dimuat dalam National Center for Biotechnology Information menunjukkan, anak-anak yang aktif secara fisik memiliki waktu reaksi yang lebih cepat daripada mereka yang hanya bermain video game.

Sementara itu menurut studi lain, individu yang bermain video game memiliki peningkatan kemampuan untuk belajar dari pengalaman dan mengelola konflik.

Pro dan kontra pengaruh video game terhadap fungsi otak tidak terlepas dari banyaknya studi selama dekade terakhir yang mengungkap bahwa kecanduan internet dan video game adalah masalah nyata.

Tetapi faktanya, kecanduan video game hanya memengaruhi 3,05 persen dari populasi dunia.

Sejak The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders menambahkan istilah internet gaming disorder pada 2013, berbagai studi menunjukkan kecanduan video game mirip dengan kecanduan yang terkait gangguan penggunaan narkoba.

Secara spesifik, individu yang memainkan massively multiplayer online role-plaing games (MMORPG) diyakini paling berisiko mengembangkan kecanduan video game.

Keyakinan itu disebabkan oleh tekanan yang selalu ada untuk meningkatkan level karakter atau berpartisipasi dalam event terbatas.

"Video game sangat merangsang sehingga anak ingin memertahankan keterlibatan dengan video game, seolah-olah itulah kehidupan," kata Manos.

"Event berikutnya selalu ada di depan mata, dan kita perlu sampai ke event tersebut. Itulah yang memicu kecanduan."

Studi lain di National Center for Biotechnology Information menemukan, terdapat peningkatan konsentrasi dan kemampuan visuomotor seperti kesadaran spasial dan koordinasi tangan-mata pada gamer yang memainkan MMORPG.

Namun, peneliti studi juga menemukan perbedaan struktural otak dan hilangnya kontrol diri pada pemain MMORPG.

Untuk lebih memahami dampak dari video game pada otak, diperlukan studi lebih lanjut guna melihat penyebab dan efek game secara spesifik.

Baca juga: Gaming Disorder, Gara-gara Anak Terus Main Game Online

Tanda anak kecanduan video game

Jika kecanduan mulai mengambil alih kehidupan kita dan mengubah kemampuan kita untuk berpartisipasi dan menikmati aktivitas sehari-hari, hal ini perlu menjadi perhatian.

"Ketika orangtua memerhatikan anak menghindari tugas-tugas tertentu, mengganti aktivitas tertentu (mengganti bermain bersama teman atau berolahraga dengan video game), kita harus mulai khawatir," ujar Manos.

"Saat anak bersedia mengorbankan atau mengkompromikan aktivitas yang sebelumnya diminati untuk bermain video game, maka amati berapa banyak waktu anak itu bermain dan membatasi waktu bermain mereka."

Anak dikatakan kecanduan video game jika mereka emosi atau menjadi agresif ketika diminta untuk menjeda atau menghentikan game.

"Tidak mudah menjauhkan anak dari video game," kata Manos.

"Jika reaksi emosional terjadi saat anak tidak diperbolehkan bermain video game, itu menjadi masalah."

Cobalah berkonsultasi kepada penyedia layanan kesehatan atau terapis anak untuk menentukan apakah anak perlu menjalani terapi perilaku kognitif demi mengelola penyebab ketergantungan berlebihan pada video game.

Namun jika anak masih berpartisipasi dalam aktivitas sosial dan fisik dengan teman dan anggota keluarga, tidak ada salahnya membiarkan anak sesekali menikmati video game.

Baca juga: Video Game Tak Pengaruhi Perilaku Kekerasan di Dunia Nyata

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com