KOMPAS.com- Gempa magnitudo 5,6 mengguncang Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11/2022) siang.
Sejumlah rumah dan bangunan rusak akibat bencana alam tersebut.
Bahkan, Dirut RSUD Cianjur dr Darmawan di RSUD Cianjur dalam kesempatan mengatakan, sudah ada 20 korban meninggal dunia akibat bencana ini.
Lalu dalam perkembangan selanjutnya, gempa bumi pukul 13.21 WIB tersebut sudah merenggut nyawa 46 orang. Kabar tersebut disampaikan Bupati Cianjur Herman Suherman.
Baca juga: Gempa Cianjur Tewaskan 46 Orang, 700 Terluka, Bupati: Kami Butuh Tenaga Medis
Dalam setiap bencana, trauma merupakan dampak yang selalu muncul, termasuk pada anak-anak.
Karena itu penting bagi orangtua untuk memberikan pemahaman mengenai bencana alam sejak dini.
Terlebih lagi kita tinggal di Indonesia, negara dengan risiko bencana yang cukup tinggi dan beragam.
Dr Andrea Baldwin dari Queensland Centre for Perinatal and Infant Mental Health, Australia pernah mengungkapkan pandangannya secara khusus tentang kasus semacam ini.
Dia mengatakan, perlu sikap khusus dari orangtua untuk membantu anak menyiapkan diri, menghadapi dan pulih dari trauma pasca bencana alam.
Baca juga: Mengapa Kita Merasa Pusing Setelah Gempa?
"Ada peningkatan gejala klinis pada anak, yang pasti, gelisah, tak mau lepas dari orangtua, megamuk, cemas akan perpisahan dan sikap menentang orangtua," ujar dia dikutip dari laman First Five Years.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.