KOMPAS.com - Kondom sering dikatakan sebagai alat kontrasepsi paling aman.
Fungsinya tak cuma efektif mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, tapi juga mengurangi risiko penyakit menular seksual.
Terlepas dari manfaat penggunaan kondom, di tengah masyarakat masih ada begitu banyak mitos-mitos yang beredar.
Mulai dari efektivitasnya yang diragukan, bahan kondom, sampai cara menggunakan dan menyimpannya dengan benar.
Kebanyakan mitos tersebut perlu diluruskan, sebab khawatir informasinya menyesatkan bahkan bisa berdampak fatal.
Baca juga: Sebelum Membeli Kondom, Ini 7 Hal yang Harus Diperhatikan
Secara umum kondom adalah alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan hingga penularan penyakit kelamin saat berhubungan seks.
Namun di beberapa negara ada pula kondom khusus wanita yang dipakai secara internal untuk menghalami cairan sperma agar tidak membuahi sel telur.
Melansir Cleveland Clinic, semua jenis kondom dapat berfungsi untuk mencegah kehamilan tapi tidak dengan penyakit menular seksual.
Untuk lebih jelasnya, berikut sejumlah mitos dan fakta seputar kondom yang perlu diluruskan agar tidak salah kaprah lagi.
Jika ditelaah dari material atau bahannya, kedua jenis kondom ini mampu mencegah kehamilan, tapi beda kemampuan soal mencegah penularan penyakit seksual.
Untuk kondom dari lateks, poliuretan dan bahan sintetis lainnya dikatakan lebih aman karena bisa berfungsi mencegah penularan penyakit kelamin.
Tetapi fungsi mencegah penyakit kelamin tidak bisa dilakukan oleh kondom dari kulit domba.
Kemungkinan besar kondom jenis ini materialnya tidak mampu menahan laju penularan virus atau bakteri, sehingga penularan penyakit menular seksual dapat terjadi.
Baca juga: Ini Alasan Kondom Tidak Boleh Dipakai Lebih dari Satu Kali
Pernyataan tersebut bisa dikatakan mitos, sebab kondom cukup efektif dalam mencegah penyakit menular seksual termasuk herpes.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.