Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Brigitta Valencia Bellion
KOMPAS.com - Setiap pekerja pasti pernah mengalami perasaan stres berat karena pekerjaan. Stres ini biasanya dipicu oleh kelelahan fisik dan mental karena terus-menerus bekerja tanpa henti dan ada pula yang disebabkan kurangnya beban kerja.
Kedua fenomena yang dikenal sebagai burnout dan boreout dijelaskan lengkap dalam siniar Obsesif bertajuk “Burnout vs Boreout” dengan tautan akses dik.si/ObsesifAnimoE3 yang bekerja sama dengan Animo Life. Meski keduanya menghasilkan output yang sama, yaitu stres, tapi ada perbedaan penyebab.
Beberapa dari kita mungkin sudah familier dengan istilah burnout. Mengutip WebMD, burnout adalah bentuk kelelahan yang disebabkan oleh tekanan emosional, fisik, dan mental yang berlebihan dan berkepanjangan.
Dalam banyak kasus, kelelahan ini disebabkan oleh pekerjaan.
Lebih spesifik, ada beberapa alasan mengapa seseorang bisa mengalami burnout, misalnya beban kerja yang berlebihan, tekanan dari lingkungan kerja, kurangnya dukungan dari atasan dan rekan kerja, hingga tenggat waktu yang selalu mepet.
Baca juga: Punya Hobi Nulis? Yuk, Kembangkan Tulisan Kamu
Meski kondisi ini tidak didiagnosis secara medis, tapi kelelahan dapat memengaruhi kesehatan fisik dan mental hingga berujung pada timbulnya penyakit-penyakit baru. Selain itu, kelelahan juga membuat kita tak produktif karena timbul perasaan putus asa.
Sementara itu, penyebab boreout adalah kebalikannya burnout, yaitu terlalu sedikit beban kerja atau tugas yang diberikan. Perasaan kewalahan ini terjadi saat kita begitu bosan dan tidak puas di tempat kerja sehingga semuanya tampak sia-sia.
Bahkan, Lotta Harju, Profesor EM Lyon Business School, mengungkapkan boreout adalah perasaan bosan yang kronis hingga memengaruhi perasaan kita.
Saking bosannya, kita mungkin bisa saja merasa left out dengan rekan kerja, tak sejalan lagi dengan visi perusahaan, dan peran yang kita lakukan tidak lagi bermakna.
Meskipun merasa bosan di tempat kerja dari waktu ke waktu adalah hal yang wajar, kebosanan kronis sangat berbeda. Pasalnya, hal itu menimbulkan beban emosional yang dapat berdampak serius pada kesehatan fisik dan mental kita.
Meski keduanya disebabkan oleh dua hal yang berbeda, namun kita bisa mengatasinya dengan dua hal, yaitu istirahat dan komunikasi. Istirahat diperlukan jika sudah merasa lelah terhadap beban kerja yang didapat.
Sementara dalam kasus boreout, kita bisa mengisi waktu istirahat dengan berlatih mindfulness.
Caranya adalah dengan memikirkan kembali solusi yang bisa dilakukan untuk mencegah kebosanan terhadap beban kerja yang minim. Misalnya, dengan mengikuti workshop atau menjadi pekerja lepas agar potensi diri masih bisa tersalurkan.
Baca juga: Terkadang Stress Itu Perlu
Di sisi lain, komunikasi diperlukan jika kita mengalami dua kondisi ini. Apabila beban kerja yang didapat terasa berat dan terlalu ringan, komunikasikanlah pada atasan agar mendapat solusi terbaik, misalnya pendelegasian beban kerja.
Jika merasa boreout, kita juga bisa menawarkan diri memegang proyek baru atau membantu pekerjaan rekan lainnya.
Lalu, adakah cara lainnya yang bisa dilakukan untuk mengatasi dua masalah ini?
Jawaban lengkapnya bisa kalian dengarkan melalui siniar Obsesif bertajuk “Burnout vs Boreout” di Spotify. Tak hanya itu, di sana, ada pula beragam informasi menarik seputar dunia kerja untuk para fresh graduate dan job seeker, loh!
Ikuti juga siniarnya agar kalian tak tertinggal tiap ada episode terbarunya. Akses sekarang juga episode ini melalui tautan dik.si/ObsesifAnimoE3.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.