Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Taufan Teguh Akbari
Dosen

Pengamat dan praktisi kepemudaan, komunikasi, kepemimpinan & komunitas. Saat ini mengemban amanah sebagai Wakil Rektor 3 IKB LSPR, Head of LSPR Leadership Centre, Chairman Millennial Berdaya Nusantara Foundation (Rumah Millennials), Pengurus Pusat Indonesia Forum & Konsultan SSS Communications.

Semua Hal Baik yang Akan Terjadi Berawal dari Kepemimpinan Diri

Kompas.com - 29/12/2022, 08:06 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Selain itu, anak-anak muda menunjukkan kegigihan dan keberaniannya. Menurut Kyle Hermans, CEO dari Be Courageous, konsultan kepemimpinan global, “Courage gives us strength. Courage opens doors. Courage saves lives. Courage helps us grow in small and big ways.”

Tahun 2023, Memperkuat Self-leadership

Anak muda di Indonesia telah menunjukkan kepada kita tentang dampak besar dari kepemimpinan diri. Mereka mampu mengatasi ketakutan akan kegagalannya dan bergerak maju.

Aristoteles, filsuf Yunani, mengatakan bahwa barang siapa berhasil mengalahkan ketakutannya akan menjadi orang yang benar-benar bebas.

Ketika mampu mengatasi ketakutan kita, kita pun bisa melakukan apapun yang kita aspirasikan. Yang telah membuat komunitas dan merintis usahanya pun menjadi bukti nyata bahwa mereka tidak takut lagi untuk berbuat sesuatu.

Mengalahkan ketakutan menjadi salah satu faktor bahwa kita telah sukses memimpin diri sendiri. Dari fakta dan data terkait kontribusi yang telah dilakukan pemuda, saya yakin kita semua bisa meraih apa yang kita inginkan jika berhasil menguasai diri kita dan mengatasi ketakutan kita.

Kita semua memiliki waktu yang sama, yakni 24 jam sehari. Bagaimana cara kita menghabiskannya yang menjadi pembeda. Jika kita memiliki tujuan dan berkomitmen mewujudkannya, maka bukan tidak mungkin kita bisa meraihnya dalam jangka waktu tertentu.

Kita membutuhkan kemampuan memimpin diri sendiri. Ada beberapa cara bagi kita untuk memperkuat self-leadership. Pertama, lakukan refleksi diri. Ini menjadi awal mula untuk menguatkan self-leadership.

James R Bailey dan Scheherazade Rehman mengatakan bahwa pada dasarnya refleksi diri adalah merenungkan perilaku kita dan konsekuensinya. Refleksi diri membutuhkan keberanian karena secara langsung kita menganalisis apa hal yang salah dalam diri kita, apa yang bermanfaat buat kita, dan bagaimana kita menjadi lebih baik kedepannya.

Refleksi diri juga membuat kita menyadari sisi baik dan buruk kita, tentang apa hal yang kita lakukan. Dengan menerima diri kita seutuhnya, kita bisa menjadi pribadi yang lebih kuat dan bertanggung jawab.

Menurut Knapp et.al (2017), refleksi diri dapat mengurangi kecenderungan untuk melebih-lebihkan kemampuan diri sendiri, menyimpan prasangka, atau menampilkan perilaku dan sikap yang dapat mengurangi efektivitas.

Banyak pemimpin yang melakukan refleksi diri. Bill Gates, yang saat ini menjadi seorang filantropis, sering melakukan refleksi diri. Dia menyebutnya sebagai end-of-year assessment. Tradisi tersebut telah dilakukannya sejak dia kecil.

Bill Gates menanyakan dua hal ini pada dirinya sendiri: What was I excited about? What could I have done better?

Kedua, membangun kebiasaan baik setiap hari. Setiap orang sukses dan punya kemampuan kepemimpinan diri yang tinggi memiliki kebiasaan positif yang bermanfaat bagi dirinya. Misalnya, Sue Hawkes, salah satu penulis terlaris dan CEO YESS, sebuah konsultan yang bertujuan menolong orang untuk sukses dalam hidup, memiliki kebiasaan untuk mensyukuri hal-hal yang dialami sebelum tidur.

Dengan melakukan hal itu membuat Sue lebih menghargai hidup. Agar kita bisa membangun kebiasaan baik, BJ Fogg, seorang peneliti di Universitas Stanford menyarankan kita untuk membangun kebiasaan baik yang mudah. Tujuannya untuk mempertahankan level motivasi kita.

Selain itu, kebiasaan baik itu harus dilakukan setiap hari. Studi dari Lally et.al (2009) menunjukkan bahwa jumlah hari yang dibutuhkan agar tugas yang kita lakukan menjadi sebuah kebiasaan berkisar antara 18 – 254 hari, tergantung dari seberapa sering kita melakukannya. Jadi, kita bisa mulai kebiasaan baru yang mudah terlebih dahulu.

Terakhir adalah berkomitmen untuk mewujudkan target yang ingin dicapai di tahun berikutnya. Dalam hal ini, kita perlu menjadi kompetitif, setidaknya dengan diri kita sendiri. Kita perlu berusaha semaksimal mungkin.

Angela Duckworth, penulis buku Grit, menemukan bahwa orang yang sangat sukses memiliki ketahanan dan tekad yang kuat. Selain itu, kita juga bekerja keras serta mengetahui apa yang kita inginkan.

Self-leadership adalah kemampuan fundamental yang harus kita miliki untuk hidup dengan tujuan dan niat. Dengan begitu, kita bisa lebih optimis menatap hari esok. Mengubah nasib untuk lebih baik juga bentuk wujud dari kepemimpin diri yang baik.

Saya yakin, semua hal baik yang akan terjadi di tahun 2023 berawal dari kepemimpinan diri. Berdamailah dan eksekusi mimpimu mulai besok. Jadilah tuan bagi diri sendiri yang lebih berdaya untuk masa depan yang lebih cerah.

Selamat Tahun Baru 2023 dan semoga kita semua bisa meraih masa depan yang lebih baik!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com