Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Taufan Teguh Akbari
Dosen

18 tahun sebagai akademisi (dosen), konsultan, pengamat dan praktisi kepemudaan, komunikasi, kepemimpinan & sustainability (keberlanjutan). Saat ini mengemban amanah sebagai Full-time Lecturer, Associate Professor & Head of Centre Sustainability and Leadership Centre di LSPR Institute of Communication & Business, Chairman Millennial Berdaya Nusantara Foundation (Rumah Millennials), Dewan Pakar Perhimpunan Persahabatan Indonesia Tiongkok (PPIT), GEKRAF & HIPMI Institute

10 Tipe Kepemimpinan Tahun 2022, Calon Pemimpin Harus Tahu!

Kompas.com, 12 April 2022, 16:39 WIB

Artikel ini adalah kolom, seluruh isi dan opini merupakan pandangan pribadi penulis dan bukan cerminan sikap redaksi.

Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KEPEMIMPINAN merupakan pembahasan yang sangat menarik karena subjek dan topiknya selalu berkembang. Kepemimpinan berkembang seiring dengan dinamika zaman. Pemimpin dituntut untuk beradaptasi dengan lingkungan.

Karena itu, banyak kajian kepemimpinan yang melihat dari sudut pandang sikap pemimpin, pola pikir, respon terhadap lingkungan, dan lain sebagainya. Alhasil, muncul banyak tipologi kepemimpinan yang ada dan masih digunakan sebagai pola pikir praktis maupun kajian teoritis.

Baca juga: 5 Ciri Kepemimpinan Efektif dan Wajib Dipraktikkan

Beberapa tipologi kepemimpinan yang banyak dibahas adalah kepemimpinan transformasional, kepemimpinan transaksional, kepemimpinan adaptif, kepemimpinan autentik, kepemimpinan inklusif, dan kepemimpinan sosial. Semua tipe kepemimpinan tersebut memiliki sudut pandang dan dasar analisisnya. Akan tetapi, dalam tulisan ini, saya merumuskan 10 tipologi kepemimpinan berdasarkan konteks dan situasi.

1. Kepemimpinan diri sendiri

Kazan & Bryant dalam bukunya yang berjudul Self-Leaderhsip: How to Become a More Effective, and Efficient Leader from the Inside Out, menjelaskan bahwa self-leadership adalah latihan mengendalikan pikiran, perasaan, dan tindakan menuju tujuan yang kita inginkan. Kata kuncinya adalah pengendalian. Inti dari self-leadership adalah pengendalian diri secara utuh.

Untuk memimpin orang lain, diri sendiri harus bisa dipimpin. Oleh karena itu, masalah dalam diri sendiri harus mampu kita selesaikan sebelum bisa bergerak untuk mengkoordinir orang lain.

Lao Tzu pernah mengatakan, “Mastering others is strength, mastering yourself is true power.” Jika diartikan dengan kontekstual, alasan seorang pemimpin bisa menginspirasi banyak orang adalah karena mereka telah mampu mengendalikan dirinya, menguasai pikiran dan tindakannya. Kekuatan tersebut termanifestasi ketika dia memimpin orang lain.

Contoh sederhananya adalah ketika kita memiliki target tertentu dalam jangka waktu tertentu. Tentu hal yang sulit untuk tetap fokus pada target yang kita buat, terlebih dengan berbagai dinamika dalam kehidupan. Selain itu, tentu ada banyak distraksi yang menganggu: dari lingkungan maupun media sosial.

Seseorang yang telah menguasai dirinya tidak akan terganggu dengan distraksi tersebut dan memfokuskan diri hanya terhadap hal-hal yang penting untuk meraih tujuannya.

2. Kepemimpinan keluarga

Tipologi kepemimpinan jenis ini bukan untuk mendefinisikan perusahaan yang dibentuk oleh suatu keluarga, melainkan lebih kepada kepemimpinan dalam nucleus family. Pada dasarnya, kepemimpinan di dalam keluarga inti bertujuan untuk menguatkan ikatan antar satu sama lain dan menumbuhkan seluruh anggota keluarga menjadi pribadi yang lebih baik.

Kepemimpinan keluarga memiliki peran yang penting karena mereka membentuk pola pikir generasi selanjutnya, karena keluarga adalah rumah pertama dalam pendidikan generasi muda.

Baca juga: Menjemput Masa Depan dengan Kepemimpinan Multidimensi

Menurut Galbraith & Schvanevedlt (2009), setiap keluarga berbeda dalam kemampuan untuk menumbuhkan keluarganya ke arah positif. Selain itu, beberapa orang tua mungkin kesulitan menerapkan satu kepemimpinan tertentu. Akan tetapi, Galbraith & Schvanevedlt mengemukakan bahwa setiap aksi yang mengarah pada kepemimpinan positif akan berdampak positif pada keluarga jika dilakukan dengan cara mendorong pertumbuhan anggota keluarga.

Rekan-rekan mungkin sudah melihat sendiri bagaimana pola kepemimpinan keluarga di lingkungan masing-masing. Saya akan menambahkan ilustrasi, yaitu bagaimana orangtua membentuk suasana yang demokratis dan inklusif di lingkungan keluarga. Ayah, sebagai kepala keluarga, memiliki peran untuk mendorong anggota keluarga yang lain untuk aktif dalam menentukan beberapa keputusan, seperti tujuan liburan atau masa depan anak.

Sebagai kepala keluarga, ayah akan menghargai pendapat anggota keluarga lain dan bahkan melaksanakan keputusan yang sudah disepakati. Dalam konteks generasi selanjutnya, iklim seperti itu akan membantu mendorong anak bertumbuh menjadi seorang pemimpin yang demokratis.

3. Kepemimpinan kewirausahaan

Cogliser & Brigham (2004) menggambarkan dengan singkat dan esensial tentang kepemimpinan kewirausahaan. Mereka mengatakan bahwa kepemimpinan keriwausahaan adalah tentang membentuk suatu visi untuk menciptakan sesuatu yang kreatif, membentuk satu tim yang solid, dan merealisasikan inovasi yang telah direncanakan. Kepemimpinan ini sangat relevan dengan tren saat ini di mana banyak anak muda yang telah berwirausaha dan mengimplementasikan kepemimpinan kewirausahaan.

Menurut Karol (2015), kepemimpinan kewirausahaan harus mampu menciptakan lingkungan yang inovatif dan menumbuhkan kepercayaan di antara timnya. Selain itu, dia juga menjelaskan bahwa pemimpin wirausaha harus memimpin dengan pengaruh dan memiliki keterampilan merangkum banyak perspektif yang beragam, serta kelincahan untuk mengambil keputusan.

Banyak contohnya apabila ingin mengkaji kepemimpinan jenis ini, terutama di kalangan anak muda. Anak muda saat ini gencar membangun bisnis yang tidak melupakan aspek kontribusi sosial.

Fenomena tersebut dinamakan sociopreneurship. Anak muda mengimplementasikan kepemimpinan kewirausahaan dalam tatanan praktis yang bisa kita teliti lebih lanjut mengenai proses membangun usahanya.

4. Kepemimpinan sosial

Kepemimpinan sosial merupakan sebuah tipologi kepemimpinan yang muncul dalam lingkungan informal. Pemimpin sosial tidak terikat tempat, status, maupun pekerjaan.

Pemimpin sosial muncul karena adanya panggilan dan keinginan berkontribusi untuk masyarakat. Kemudian, keinginan tersebut termanifestasikan dalam bentuk gerakan sosial.
Lazazzara & Ghiringhelli (2014) berargumen bahwa perkembangan kepemimpinan sosial dipicu oleh adopsi media sosial, di mana melibatkan kolaborasi dan pengaruh timbal balik antara pemimpin dan pengikut.

Halaman:


Terkini Lainnya
Sering Disepelekan, Mengapa Kesehatan Tulang Perlu Dijaga?
Sering Disepelekan, Mengapa Kesehatan Tulang Perlu Dijaga?
Wellness
4 Cara Sederhana Menjaga Kesehatan Tulang Menurut Dokter Ortopedi
4 Cara Sederhana Menjaga Kesehatan Tulang Menurut Dokter Ortopedi
Wellness
Ketahui, Dampak Karang Gigi Jika Diabaikan
Ketahui, Dampak Karang Gigi Jika Diabaikan
Wellness
Tak Ambisi Kurus, Rosa Sukses Turun Berat Badan dengan Gaya Hidup Sehat
Tak Ambisi Kurus, Rosa Sukses Turun Berat Badan dengan Gaya Hidup Sehat
Wellness
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Responsif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Responsif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau