Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/02/2023, 17:00 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber CNBC

Banyak studi menunjukkan, kesuksesan membutuhkan lebih dari sekedar IQ.

Bersikap ramah, percaya diri, terbuka untuk pengalaman baru dan mampu mengatur sesuatu dengan baik adalah ciri-ciri kepribadian penting yang dapat membantu kita maju dalam hidup, menurut sebuah studi.

Dengan kata lain, IQ rendah tidak serta-merta membuat kita mengalami kegagalan atau kehidupan yang tidak memuaskan, apalagi jika kita bekerja keras untuk memaksimalkan keterampilan kita.

"Kita bisa melakukan pekerjaan lain yang membutuhkan keterampilan sosial yang baik," sambung Antonakis.

"Jika kita orang yang menyenangkan, dan ekstrovert, tidak apa-apa. Kita masih bisa sukses."

Komunikasi adalah kunci

IQ tinggi bisa menjadi variabel kunci sebuah kesuksesan, tetapi bukan jaminan.

Antonakis mencontohkan, seseorang dengan IQ tinggi yang bekerja dalam peran yang relatif tidak rumit kemungkinan tidak berkembang karena peran itu tidak menarik bagi mereka.

"Harus ada kesesuaian antara urgensi pekerjaan, dan karakteristik orang yang akan menduduki pekerjaan itu," tutur Antonakis.

"Jadi jika kita menempatkan orang yang terlalu pintar pada posisi petugas kebersihan, mereka akan bosan, tidak merasa tertantang."

Lebih lanjut Antonakis menyebutkan, para pemimpin di suatu perusahaan bisa mendapatkan masalah jika IQ mereka jauh lebih tinggi daripada IQ tim mereka.

Baca juga: Punya IQ Tinggi, Bocah 11 Tahun Kalahkan Kecerdasan Albert Einstein

Sebaliknya, seorang karyawan juga akan menemui kesulitan jika mereka merasa lebih pintar daripada atasan.

Studi yang dilakukan Antonakis beserta timnya menunjukkan, pemimpin dengan IQ tinggi mendapatkan hasil yang lebih baik daripada pemimpin yang kurang cerdas.

Kita boleh menjadi lebih pintar daripada orang lain. Namun, waspadalah jika kita "terlalu" pintar, catat Antonakis.

"Kita harus lebih pintar. Tetapi jika kita terlalu pintar, orang tidak akan mengenali kita dan mereka mungkin menganggap kita terlalu menyendiri," ujar dia.

"Dan semakin sulit untuk memimpin jika jarak IQ antara atasan dan karyawan terlalu besar."

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com