Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Self-Reflection, Cara Ampuh Perbaiki Diri

Kompas.com - 22/02/2023, 15:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ikko Anata

KOMPAS.com - Sebagai manusia, kita tentu tak luput dari kesalahan. Kesalahan itu pun terkadang bisa berulang hingga memengaruhi jalan hidup kita. Beberapa orang sering kali terjebak dalam kesalahan yang sama.

Hal ini terjadi karena mereka kurang peduli terhadap kondisi dirinya. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk meminimalisasinya adalah self-reflection.

Dalam siniar Anyaman Jiwa bertajuk “Cobain Self-Reflection, Yuk!” dengan tautan akses dik.si/AnyJiwReflection, dijelaskan oleh Jelang Hardika M.Psi, Psikolog Klinis Riliv, bahwa self-reflection berguna bagi orang-orang yang kerap menyepelekan masalah hingga kondisi ini berpengaruh pada suasana hati kita.

Pentingnya Self-Reflection Bagi Kehidupan

Mengutip Holstee, sederhananya, self-reflection adalah meluangkan waktu untuk memikirkan, merenungkan, mengevaluasi, dan memikirkan dengan serius perilaku, pikiran, sikap, motivasi, dan keinginan kita. Pendek kata, ini adalah proses untuk menyelam jauh ke pikiran dan emosi.

Baca juga: Mengelola Emosi Negatif di Lingkungan Kerja

Berbeda dengan refleksi biasanya, proses ini memerlukan kata tanya mengapa untuk menjawab segala pertanyaan. Misalnya, saat menjalani hari yang berat, kita bisa melakukan self-reflection di malam hari dengan bertanya: Mengapa hal tersebut terjadi padaku hari ini?

Hal inilah yang memungkinkan self-reflection mampu menganalisis hidup kita, mulai dari ranah terkecil hingga yang paling besar. Dalam lingkup terkecil, kita bisa merefleksikan kembali perasaan pada suatu hari.

Sementara itu, di lingkup terbesar, kita bisa mempertanyakan kembali arah dan tujuan hidup.

Dengan self-reflection, manusia dituntut untuk kembali belajar dan memahami diri sendiri. Kita akan lebih kritis saat menentukan langkah selanjutnya karena telah memikirkan dampaknya terhadap diri sendiri.

Itulah yang menyebabkan self-reflection perlu memiliki tingkat intensi dan disiplin yang tinggi.

Akan lebih baik jika self-reflection dilakukan di waktu tenang tanpa adanya gangguan, misalnya malam hari atau di tempat sunyi. Pasalnya, dibutuhkan jeda yang panjang demi meluangkan waktu untuk berpikir dan merenungkan hidup dan ini bukanlah hal yang mudah dilakukan.

Pikiran adalah Alat Kontrol Manusia

Descartes memiliki istilah sederhana yang mendunia “Saya berpikir, maka saya ada”. Istilah inilah yang menguatkan bahwa akal dan pikiran yang dimiliki manusia bersifat istimewa. Pasalnya, tanpa adanya refleksi, artinya kita hanya menjalani hidup tanpa berpikir.

Hasilnya, hidup kita akan terasa monoton karena menjalani rutinitas yang sama setiap harinya. Rutinitas monoton inilah yang bisa membatasi perkembangan diri manusia hingga akhirnya terjebak ke lubang yang sama berulang kali.

Selain itu, kita juga jadi pribadi yang menjalankan sesuatu karena terpaksa.

Misalnya, kurangnya self-reflection membuat kita bertahan dalam pekerjaan yang tidak disukai. Alhasil, dalam prosesnya, tak ada emosi yang muncul saat berhasil atau mengalami kegagalan.

Padahal, menurut Harvard Business Review, kebiasaan self-reflection berfungsi untuk menumbuhkan soft-skills yang mampu meningkatkan kualitas diri.

Baca juga: 4 Pemicu Feeling Worthless

Untuk melatih self-reflection, luangkan waktu setiap malam sebelum tidur untuk memikirkan peristiwa yang terjadi pada hari itu. Setelah itu, berikanlah pertanyaan pada diri sendiri: Apa yang saya syukuri hari ini? Apa yang saya pelajari? Apa yang bisa saya lakukan agar hari selanjutnya lebih baik?

Melatih self-reflection memang tak mudah. Bahkan, tak akan berhasil hanya dalam sekali atau dua kali percobaan. Akan tetapi, ingatlah lebih baik melakukannya secara terlambat daripada tidak sama sekali.

Lantas, mengapa self-reflection juga bisa berpengaruh pada mood seseorang? Dengarkan jawaban lengkapnya melalui siniar Anyaman Jiwa bertajuk “Cobain Self-Reflection, Yuk!” dengan tautan akses dik.si/AnyJiwReflection.

Akses sekarang juga playlist YouTube Medio by KG Media untuk mendapat informasi lebih banyak seputar kesehatan mental yang bisa menunjang kehidupan sosial, karier, hingga romansamu. Tunggu apalagi? Yuk, ikuti siniarnya sekarang juga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com