KOMPAS.com - Gejala depresi biasanya identik dengan beberapa hal, seperti mulai kehilangan minat pada hal yang disukai, rasa putus asa, hingga rasa sedih terus menerus.
Namun, sebenarnya ada gejala depresi lain yang mungkin tidak kita sadari, seperti tumpukan piring kotor di wastafel cucian, cucian kering yang menggunung dan belum dilipat, tumpukan dus, dan hal lain yang membuat rumah berantakan.
Memang, terkadang kita hanya malas atau tidak sempat menbereskannya saja. Namun, saat malas merapikan itu berpadu dengan gejala stres tinggi, burnout, cemas, atau depresi, itu bisa menjadi tanda bahwa seseorang tengah berjuang mengatasi masalah kesehatan mentalnya.
Baca juga: Merapikan Rumah, Menata Hidup
Dilansir dari Real Simple, berikut bukti kaitan antara rumah berantakan dan kesehatan mental.
Masalah kesehatan mental seperti depresi bisa dikaitkan dengan tingkat energi, motivasi, dan minat seseorang
Tidak aneh jika mental tidak sehat dapat menyebabkan lingkungan yang berantakan.
Sebab menurut DSM-5, buku saku yang digunakan para pakar kesehatan mental, kriteria depresi adalah hilangnya motivasi dan minat dalam aktivitas tertentu, gerak fisik yang melambat, hilangnya energi, dan ragu-ragu. Artinya, semua yang dibutuhkan untuk menjaga rumah tetap bersih dan rapi pun hilang.
Ilustrasi rumah berantakan
Ada berbagai studi yang menemukan korelasi antara kesehatan mental dan rumah berantakan.
Salah satunya, studi yang dilakukan oleh University of New Mexico pada 2016, yang menemukan bahwa rumah berantakan dapat membuat seseorang sulit merasakan kenyamanan dalam suatu ruang.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.