Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/04/2023, 05:00 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber Healthline

Di samping itu, berjam-jam menonton video dan bermain video game adalah yang paling kuat terkait dengan efek ini.

Baca juga: Mengenal OCD, Gangguan Mental yang Tak Ada Kaitannya dengan Kebersihan

Bagaimana waktu layar dapat meningkatkan OCD

Dalam sebuah wawancara dengan Healthline, Nagata mengatakan bahwa anak-anak yang menghabiskan banyak waktu untuk bermain video game dilaporkan merasa perlu untuk bermain lebih banyak dan lebih banyak lagi.

Ini tidak dapat berhenti meskipun mereka menginginkannya.

"Pikiran-pikiran yang mengganggu tentang konten video game dapat berkembang menjadi obsesi atau dorongan," jelasnya.

Lebih lanjut, Nagata mencatat bahwa video YouTube dapat memungkinkan anak-anak untuk menonton secara kompulsif, dengan mengatakan bahwa algoritme dan iklan dapat memperburuk obsesi dan dorongan.

Dia menambahkan bahwa satu pengamatan menarik yang dilakukan adalah bahwa mereka tidak menemukan hubungan antara menonton televisi konvensial dengan OCD.

"Dengan televisi konvensial, lebih sulit untuk fokus pada satu bidang saja karena saluran dan programnya terbatas," terangnya.

Keterbatasan studi

Direktur klinis untuk anak di Texas Tech University Health Sciences Center El Paso di Texas, Hanna Garza mengatakan bahwa studi ini unik dan perlu lebih banyak penelitian serupa yang dilakukan pada topik ini.

Sebab, bagaimanapun juga, dia mencatat ada beberapa keterbatasan.

"Waktu menonton layar dilaporkan sendiri, yang dapat menyebabkan bias keinginan sosial. Dengan kata lain, anak-anak mungkin melaporkan apa yang mereka pikir seharusnya mereka katakan daripada berapa jam yang mereka habiskan," ungkapnya.

Selain itu, ia menambahkan, korelasi antara waktu layar dan OCD perlu dieksplorasi lebih lanjut, karena studi ini hanya berfokus pada video game dan menonton video.

Kemudian, studi ini juga tidak mengukur kualitas atau konten dari waktu layar untuk membuat hubungan antar variabel.

Dan, terakhir, dia mengatakan bahwa studi tersebut tidak menentukan apakah waktu menonton layar bersifat rekreatif atau tidak.

Sementara itu, Nagata menjelaskan bahwa salah satu batasan tambahan adalah usia muda dari para partisipan.

"Meskipun kami tidak menemukan hubungan antara media sosial dan OCD, anak-anak dalam penelitian ini berusia 9-10 tahun pada awal penelitian dan lebih muda dari usia penggunaan yang diizinkan untuk sebagian besar platform media sosial," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com