KOMPAS.com - Selain untuk hidup lebih sehat, diet juga biasa dilakukan dengan tujuan untuk menurunkan berat badan.
Sayangnya, diet bukanlah hal mudah. Bahkan, terkadang berat badan tidak kunjung turun meski telah melakukan diet cukup lama.
Apa penyebab hal tersebut bisa terjadi?
Untuk mengetahuinya, simak 10 alasan mengapa berat badan sulit turun meski diet menurut ahli diet Tammy Lakatos Shames dan Lyssie Lakatos alias the Nutrition Twins, serta Mike Bohl, berikut ini.
Baca juga: Minum Kopi dengan Lemon Bantu Turunkan Berat Badan? Ini Kata Pakarnya
Penyebab pertama berat badan sulit turun adalah masalah kesehatan, seperti obesitas.
Selain itu, bisa saja berat badan yang sulit turun itu disebabkan oleh sindrom cushing, masalah yang menyebabkan penambahan berat badan di bagian tengah tubuh.
Bohl pun mengatakan, berat badan yang tidak kunjung turun bisa disebabkan adanya teori set point.
Teori set point menjelaskan bahwa tubuh manusia mencoba untuk menjaga dirinya sendiri dalam kisaran tertentu, yang akan berbeda-beda bagi setiap orang.
Jadi, tidak aneh jika berat badan kita bisa lebih sulit turun dibandingkan orang lain bila mengalami kondisi kesehatan tertentu.
Meski intermittent fasting bisa membuat berat badan turun pada beberapa orang, tidak semua orang cocok melakukannya.
Misalnya saja, orang yang menjadi saat kelaparan akibat berpuasa, membuat mereka akan makan berlebihan saat berbuka.
Selain itu, intermittent fasting juga dapat membuat kita gagal menurunkan berat badan jika malah membuat kita merasa sulit fokus dan terlalu lelah sampai-sampai tidak bisa berolahraga.
Banyak orang berpikir bahwa “camilan sehat” seperti keripik sayuran, buah segar, atau pretzel lebih baik dibanding camilan manis lain.
Padahal, camilan seperti itu dapat menyebabkan kita lebih mudah lapar dan malah ingin makan terus menerus.
Baca juga: Ketahui, Manfaat Berpuasa untuk Kesehatan hingga Turunkan Berat Badan
Untuk menghindarinya, kita disarankan untuk memilih makanan kaya protein dan serat saat ngemil.
Protein dan serat dapat membantu kita kenyang lebih lama, membantu menyebabkan peningkatan gula darah secara bertahap, serta mencegah penurunan energi yang memicu mengidam.
Mengonsumsi makanan nabati memang menyehatkan. Namun, jika tanpa persiapan yang matang, menurunkan berat badan akan menjadi sulit akibat kurangnya asupan protein.
"Karena hampir semua makanan nabati tidak mengandung banyak protein, akan lebih mudah bagi kita untuk mengonsumsi makanan berkarbohidrat yang dapat menyebabkan gula darah meningkat lalu turun drastis, dan membuat kita lapar setelahnya,” ujar Tammy Lakatos Shames.
Hal di atas akan menyebabkan makan berlebih, yang biasanya berujung pada konsumsi karbohidrat dan akan meningkatkan berat badan.
Jadi, sebelum benar-benar menjadi vegan, cari cara bagaimana menambahkan asupan protein.
Misalnya dengan mengonsumsi makanan berprotein nabati, seperti lentil, kacang hitam, kacang polong kering, buncis, edamame, tahu, biji chia, quinoa, dan kacang-kacangan.
Banyak orang yang berusaha untuk selalu memesan menu sayuran saat makan di restoran.
Namun sayangnya, mereka tidak menyadari bahwa minyak atau mentega yang digunakan untuk memasak sayuran itu bisa menambah kalori pada sayuran.
Akan tetapi, tidak perlu khawatir. Untuk mencegah penambahan kalori, mintalah agar sayuran-sayuran tersebut dikukus dan tambahkan jus lemon atau jeruk nipis untuk menambah rasa.
Kita juga bisa menambahkan beberapa herba atau rempah, seperti oregano, thyme, rosemary, cumin, serai, parsley, basil, cengkih, atau pala, yang akan menambah rasa tanpa harus menambah kalori.
Baca juga: Rekomendasi Diet Terbaik untuk Menurunkan Berat Badan Jangka Panjang
Karbohidrat memang bisa dikurangi jika ingin menurunkan berat badan. Namun, tidak boleh benar-benar dihindari.
Tammy Lakatos Shames mengatakan, hal itu disebabkan karbohidrat merupakan bahan bakar bagi otak dan otot.
Dengan demikian, jika kita mengurangi atau menghindarinya, tidak aneh jika kita merasa kelelahan atau ingin mengonsumsi makanan manis atau berkarbohidrat lainnya.
Kondisi semacam ini yang lantas bisa berujung dengan memakan makanan yang sebenarnya tengah dihindari.
Untuk menghindarinya, perhatikan apa yang kita rasakan saat menghindari karbohidrat.
Jika malah membuat kita binge eating atau makan banyak sekaligus, sebaiknya tetap menyantap sedikit karbohidrat mengenyangkan setiap kali makan.
Misalnya, dengan mengonsumsi 43 gram oatmeal, nasi merah, ubi, atau quinoa setiap kali makan.
Lalu jika masih merasa lapar atau setelahnya, tingkatkan sedikit porsinya hingga dirasa cukup.
Menurut Bohl, beberapa obat-obatan memang dapat meningkatkan berat badan. Jadi, konsultasikan saja dengan dokter.
Terkadang, tanpa sadar kita mengonsumsi kalori ekstra. Misalnya, saat meminum alkohol, kopi, atau bahkan jus buah yang seharusnya sehat.
Jadi, perhatikanlah semua hal yang kita konsumsi.
Baca juga: Bariatrik, Operasi Potong Lambung yang Ampuh Turunkan Berat Badan Melly Goeslaw
Mencapai batasnya saat berusaha untuk menurunkan berat badan adalah hal yang umum.
"Saat diet, lama kelamaan tubuh akan mengecul ke ukuran di mana jumlah kalori yang dibakar sama dengan jumlah kalori yang dikonsumsi setiap harinya."
"Jadi meski kita terus melakukan diet yang sama, kemungkinan berat tidak akan lagi turun,” ungkap Bohl.
Menurunkan berat badan membutuhkan proses, kerja keras, dedikasi, dan kesabaran.
Baca juga: 5 Kesalahan Saat Intermittent Fasting, Bikin Gagal Turun Berat Badan
Selain itu, diet juga butuh banyak eksperimen. Bergantung dari berapa banyak berat yang ingin kita turunkan, tentu akan membutuhkan waktu sebelum kita mencapai hasil yang diinginkan.
Jadi, bersabarlah....
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.