"Ini tentang menciptakan hubungan yang bermakna dengan orang-orang dan lingkungan di sekitar kita."
"Menjalani hidup tanpa tergesa-gesa atau khawatir dan meluangkan waktu untuk menghargai momen-momen kecil,"
Demikian kata Candace Kotkin-De Carvalho, pekerja sosial berlisensi dan direktur klinis di Absolute Awakenings, seperti dilansir dari laman The Healthy.
Baca juga: Slow Living
Daniel Wysocki, seorang psikolog berlisensi yang berbasis di Arkansas, AS juga mengatakan, gaya hidup slow living memang bisa membantu untuk mencegah stres kronis, kejenuhan hingga berbagai gangguan kesehatan mental.
Secara tidak langsung manfaatnya juga baik bagi kesehatan fisik, karena menurut Perpustakaan Kedokteran Nasional AS, stres kronis ini berkaitan dengan sebagian besar masalah kesehatan yang juga kronis.
Seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, masalah usus, diabetes, obesitas, masalah kulit, gangguan tidur, hingga depresi.
"Memasukkan gagasan slow living ke dalam hidup kita, itu berarti menyeimbangkan waktu kerja, kewajiban, rekreasi dan relaksasi," kata Wysocki.
Pola hidup yang berorientasi pada keseimbangan ini pun secara langsung bisa membantu kita terhindar dari stres, kejenuhan hingga kewalahan dalam menjalani segudang aktivitas sehari-hari.
Pendekatan yang dilakukan pun mirip seperti mindfulness yang mengharuskan kita lebih bisa menciptakan ruang untuk membuat keputusan secara sadar.
Baca juga: Shufa, Seni Kaligrafi China yang Bisa Mencegah Stres
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.