Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria di Tangerang Alami Obesitas hingga 300 Kg, Ini Kata Dokter Gizi

Kompas.com - 12/06/2023, 22:00 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

"Kita lihat dulu, kalau obesitas ini tinggi gula ya akan bermanifestasi menjadi diabetes," ungkapnya.

"Kemudian kalau tinggi lemak dan tinggi garam, risiko penyakitnya hipertensi atau stroke juga bisa meningkat."

"Jadi, noncommunicable disease (NCD) seperti hipertensi, kolesterol yang bisa memicu terjadinya stroke, gagal jantung, sampai gagal ginjal."

"Semua itu bisa merusak semua organ tubuh, bahkan penyakit-penyakit dengan hormon juga kadang berawal dari obesitas," kata Diana.

Baca juga: 4 Kebiasaan yang Bisa Diterapkan Orangtua untuk Cegah Anak Obesitas

Mengubah gaya hidup sejak dini

Menurut Diana, obesitas pada masa dewasa — seperti yang dialami oleh MF — bisa saja terjadi akibat kebiasaan atau gaya hidupnya dari waktu kecil.

"Memang pada masa kanak-kanak kita pun sudah terbiasa dengan gaya hidup yang ada di dalam keluarga," ujarnya.

"Misalnya, saat masih kecil kita banyak mengonsumsi makanan yang digoreng dan terbiasa minum yang manis-manis, itu akan memengaruhi obesitas di masa anak, sehingga risiko obesitas saat dewasa juga sangat tinggi," terang dia.

Ketika kita sudah mengetahui apa penyebab obesitas, setelah itu kita perlu mengubah gaya hidup yang lebih sehat dengan mengubah pola makan, berolahraga, dan juga berkonsultasi ke dokter gizi.

"Untuk mengubah pola makan tentu saja butuh waktu, konsistensi, serta niat yang kuat dari orang yang mengalami obesitas tersebut," tutur Diana.

"Tapi dari pola makan, kita bisa memulainya sesederhana menghindari makanan yang tinggi kalori."

"Kita ganti cara masaknya, mungkin yang setiap kali digoreng diganti menjadi tumis dengan minyak yang lebih sedikit.

"Kemudian bisa diubah juga cara masaknya menjadi kuah-kuah bening yang mungkin biasanya pakai santan.

"Perbanyak juga buah dan sayur, sehingga membuat asupan serat lebih tinggi dan kita pun bisa merasa lebih lama kenyangnya," saran dia.

Yang tak kalah penting, Diana juga menganjurkan untuk para penderita diabetes agar lebih banyak mengonsumsi air putih dan menghindari minuman berpemanis.

"Kalau pun mau teh bisa minum teh tawar, atau kopi hitam tanpa gula," terang dia.

"Jadi dari mengubah pola makan sudah bisa mengurangi kalori. Kemudian kita kombinasi dengan aktivitas fisik atau olahraga yang teratur," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com