KOMPAS.com - Puasa intermiten biasa dijalani sebagian orang untuk alasan kesehatan dan penurunan berat badan.
Tetapi ada beberapa anggapan lain yang menyebut bahwa gaya hidup sehat yang satu ini bisa merusak kehidupan seksual, khususnya pada pria. Benarkah demikian?
Puasa intermiten adalah taktik penurunan berat badan yang sangat populer dengan menerapkan batasan makan di waktu-waktu tertentu.
Cara ini dilakukan dengan mengurangi waktu makan dengan berpuasa di waktu-waktu tertentu, sehingga tubuh didorong untuk membakar kalori dan lemak tambahan dalam periode kita berpuasa.
Baca juga: Puasa Intermiten Bisa Obati Diabetes Tipe 2, Benarkah?
Tapi faktanya, Abbas Kanani, senior apoteker di Chemist Click mengatakan bahwa melewatkan waktu makan dapat berdampak pada sejumlah perubahan di tubuh, termasuk kadar gula darah, tingkat energi dan keseimbangan hormon.
"Meskipun puasa sesekali tidak mungkin memicu disfungsi ereksi, tapi pembatasan diet kronis dapat berpotensi mengganggu keseimbangan hormon dan metabolisme," katanya, seperti dilansir Dmarge.
Data baru yang ditinjau oleh Kanani dan timnya menunjukkan bahwa disfungsi ereksi merupakan satu gejala yang umum dialami pria di usia lanjut.
Namun bagaimana pengurangan asupan kalori dalam puasa intermiten bisa merusak kehidupan seksual?
Dalam hal ini, Kanani menyebutkan bahwa dengan tidak mengonsumsi makanan, hal itu dapat memengaruhi hormon secara signifikan, terutama testosteron.
Hormon ini penting karena bertanggung jawab pada hasrat seksual pada pria.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.