KOMPAS.com – Angin duduk terjadi ketika aliran darah dan suplai oksigen ke otot jantung terhambat atau mengalami gangguan. Kondisi ini menimbulkan nyeri seperti tertekan atau tertindih di bagian dada.
Karena muncul dalam waktu yang singkat, banyak orang menganggap angin duduk sebagai masalah sepele.
Angin duduk bahkan disamakan dengan gejala masuk angin, dan salah satu cara yang banyak dilakukan masyarakat untuk mengatasi angin duduk adalah dengan kerokan.
Baca juga: Manfaat dan Risiko Kerokan untuk Redakan Masuk Angin
Masuk angin merupakan kondisi umum yang banyak terjadi, biasanya memiliki gejala seperti demam, pusing, kembung, dan mual. Tak jarang, masuk angin juga menimbulkan gejala nyeri dada.
Sedangkan angin duduk atau dalam istilah medis dikenal sebagai angina pectoris terjadi akibat adanya penyakit jantung koroner.
Kondisi ini terjadi akibat arteri jantung yang menyempit dan menimbulkan rasa nyeri di bagian dada.
Banyak orang keliru membedakan keduanya. Padahal angin duduk merupakan kondisi darurat yang berbahaya, bahkan bisa menyebabkan serangan jantung jika tidak segera mendapat penanganan medis.
Baca juga: Angin Duduk Apakah Sama dengan Serangan Jantung?
Melansir dari heart.org, berikut merupakan beberapa gejala angin duduk yang perlu diwaspadai, di antaranya:
Tak jarang, angin duduk juga menimbulkan gejala mual, pusing dan lemas.
Baca juga: Manfaat dan Risiko Kerokan untuk Redakan Masuk Angin
Kerokan merupakan pengobatan tradisional yang banyak dilakukan untuk mengatasi masuk angin.
Melansir dari Kementerian Kesehatan (2022), kerokan dapat memperlancar aliran darah, meningkatkan metabolisme tubuh, mengurangi inflamasi, meregangkan otot, dan memberikan efek nyaman.
Kerokan cukup efektif untuk mengatasi masuk angin, asalkan tidak dilakukan terlalu sering.
Namun, pada kasus angin duduk, pengobatan dengan cara kerokan tidak akan efektif, perlu pengobatan medis yang tepat untuk mengatasinya.
Baca juga: Mengenal Gua Sha, Kerokan ala China untuk Mengatasi Berbagai Penyakit
Angin duduk atau angina merupakan kondisi berbahaya yang tidak boleh dianggap sepele.
Jika seseorang terkena angin duduk, hal yang pertama dilakukan adalah dengan menghentikan semua aktivitas sesegera mungkin.
Lalu, beristirahatlah dan atur napas agar lebih rileks. Setelah itu, berbaringlah dengan posisi kepala ditempatkan lebih tinggi dari badan.
Setelah nyeri mereda, konsultasilah dengan dokter untuk melakukan pemeriksaan.
Umumnya, dokter akan memberikan obat-obatan seperti nitrogliserin untuk melebarkan pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah. Atau beta blocker yang berfungsi untuk menurunkan tekanan darah dan denyut jantung.
Selain itu, Ace Inhibitor juga biasanya diresepkan oleh dokter untuk membantu mengurangi tekanan darah, sekaligus mengurangi risiko serangan jantung akibat arteri koroner.
Pada kasus yang sudah memburuk, dokter juga biasanya akan menyarankan pasien untuk melakukan pemasangan ring jantung atau bypass jantung.
Baca juga: Terdengar Sepele, 5 Kebiasaan Kecil Ini Bantu Cegah Penyakit Jantung
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.