KOMPAS.com - Penggunaan gawai seperti smartphone, laptop dan komputer meningkatkan paparan blue light pada mata.
Hal ini tentunya bisa berakibat buruk karena kecenderungan gaya hidup terkini yang membuat kita sulit lepas dari teknologi.
Laporan audiens Nielsen Company di tahun 2016 mengungkapkan rata-rata orang dewasa di Amerika Serikat menghabiskan 8 jam 47 menit sehari di depan gadget.
Baca juga: Begini Pengaruh Blue Light bagi Kulit dan Cara Mengatasinya
"Blue light berisiko karena kornea dan lensa tidak menyaringnya, sehingga langsung menuju bagian belakang mata," kata Anam Qureshi, MD, asisten profesor oftalmologi klinis di NYU Langone di New York City.
Ia mengatakan, ada kekhawatiran itu apat merusak retina dan menyebabkan kondisi seperti degenerasi makula meskipun belum ada riset yang memastikannya.
Baca juga: Degenerasi Makula
Berdasarkan pengalamannya, dokter mata yang berbasis di Dallas, Janelle Routhier, OD, mengatakan para pasiennya mengalami kelelahan mata digital akibat terlalu lama menatap layar elektronik.
Kondisi ini dikenal pula dengan computer vision syndrome alias sindrom penglihatan komputer.
Gejalanya termasuk penglihatan kabur, kesulitan berfokus pada satu hal, mata merah dan lelah, mata kering, serta sakit kepala.
Baca juga: Alami Computer Vision Syndrome, Begini Cara Mengatasinya
“Jika Anda berada dalam posisi jongkok dan menahannya dalam waktu yang sangat lama, kaki Anda akan menjadi sangat lelah dan pada akhirnya Anda tidak akan dapat mempertahankan posisi itu lagi," kata Dr. Routhier mencontohkan.
Hal yang sama terjadi pada mata karena mata perlu ditarik terus-terusan agar bisa berfokud pada satu objek.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.