Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

80 Tahun IKEA, Raksasa yang Dibangun oleh Anak Pemalu dari Desa

Kompas.com - 26/07/2023, 14:01 WIB
Wisnubrata

Penulis

KOMPAS.com - Nama IKEA tidak lepas dari Ingvar Kamprad pendirinya. Bahkan huruf I dan K pada IKEA berasal dari nama pria kelahiran Almhult di daerah Smaland, Swedia selatan itu.

Kamprad lahir pada tahun 1926 di sebuah peternakan di pedesaan Swedia. Dia memulai bisnis pertamanya ketika dia baru berusia lima tahun. Ingvar muda membeli korek api dalam jumlah besar dengan harga grosir dan menjualnya satu per satu untuk mendapatkan keuntungan.

Pada usia 10 tahun, dia memperluas dagangannya dengan menjual pulpen, pensil, bibit bunga, dan dekorasi pohon Natal.

Kamprad sendiri sebenarnya memiliki disleksia, tetapi dia tidak membiarkan hal itu menghentikannya. Dia bekerja tekun dan berhasil dalam studinya.

Karena prestasi sekolahnya bagus, ayahnya menghadiahi uang tunai yang kemudian dipakai Kamprad untuk memulai IKEA pada tahun 1943, tepatnya pada tanggal 28 Juli. Saat itu dia berusia 17 tahun.

Lalu mengapa namanya IKEA? Rupanya itu singkatan dari Ingvar Kamprad dari Elmtaryd (nama pertanian keluarga), di Agunnaryd (nama wilayah tempat tinggalnya).

Pada awalnya, IKEA hanya menjual barang-barang rumah tangga kecil seperti pena, dompet, dan bingkai foto. Furniture atau kelengkapan rumah yang kini menjadi andalan perusahaan tersebut justru baru diperkenalkan tahun 1948. Furnitur buatan pabrikan lokal itu diantarkan ke pelanggan menggunakan truk susu.

Namun karena tempat tinggal Kamprad di Swedia termasuk daerah pedesaan dan terpencil, sulit baginya menjangkau pelanggan di kota-kota besar pada saat itu. Ia pun menjadikan katalog pesanan melalui pos sebagai bagian penting dari bisnis IKEA sejak awal untuk menjangkau pelanggan.

Ilustrasi katalog IKEA Ilustrasi katalog IKEA
Adapun katalog IKEA pertama kali dibuat pada tahun 1951. Di dalamnya ada gambar produk beserta harganya. Namun karena harganya sangat rendah, orang-orang meragukan kualitas furniturnya.

Guna mengatasi keraguan tersebut, Kamprad menyewa bengkel tua yang dijadikan ruang pamer untuk memajang furniturnya. Orang pun bisa mencoba dan memegang langsung produknya, sehingga menjadi percaya.

Masalah selanjutnya yang ditemui berkaitan dengan mahalnya biaya pengiriman. Kamprad memecahkan masalah ini setelah ia melihat kaki meja kopi yang bisa dilipat agar bisa dikemas rata. Sejak saat itu, ia mendesain produknya agar bisa dilipat atau dirangkai sendiri oleh pembeli.

Desain IKEA yang mudah dirangkai kemudian menjadi ciri khas hingga saat ini, selain soal katalog, dan harganya yang dianggap murah di banyak tempat di dunia.

Display di IKEA Alam SuteraKompas.com/Wisnubrata Display di IKEA Alam Sutera
Kesuksesan di dalam negeri membuat IKEA tidak ragu mengembangkan usahanya ke luar Swedia. Toko pertama di luar Swedia dibuka di Norwegia pada tahun 1963 dan Denmark pada tahun 1969. Dari sana, IKEA menaklukkan Eropa dan dunia. Di Indonesia, toko IKEA pertama hadir pada tahun 2014 berlokasi di Alam Sutera, Tangerang.

Sepanjang perjalanannya, IKEA mempelajari kehidupan sehari-hari masyarakat di seluruh dunia dengan menghadirkan rangkaian produk perabot rumah tangga yang dirancang dengan memperhatikan ‘desain demokratik’ atau ‘democratic design’.

Desain demokratik merupakan basis pengembangan produk-produk IKEA sejak awal tahun 1995, yang berakar pada lima aspek, yakni bentuk yang menarik, fungsi yang baik, kualitas yang baik, namun dengan harga yang terjangkau dan terus menjaga keberlanjutan.

Selama lebih dari 20 tahun di Indonesia, IKEA mendorong produk-produk buatan Indonesia masuk di jaringan distribusi IKEA yang memiliki 460 toko yang tersebar di 62 negara di seluruh dunia, seperti produk rotan, anyaman, soft toys, matras, pecah belah dan lain-lain.

Display di IKEA Alam SuteraKompas.com/Wisnubrata Display di IKEA Alam Sutera
Menurut Ririn Basuki, PR & Communication Manager IKEA Indonesia, melalui produk buatan Indonesia, IKEA berkomitmen membawa dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan dengan memberdayakan sumber daya dalam negeri.

“IKEA mendorong lebih banyak ragam produk buatan Indonesia menjadi bagian dari rangkaian produk IKEA dalam mengisi kehidupan rumah di berbagai belahan dunia,” ujar Ririn dalam perayaan 80 tahun IKEA di gerai Alam Sutera, Selasa (25/7/2023).

Walau sudah memiliki ratusan toko dan jutaan barang, IKEA rupanya tidak berhenti berinovasi. Untuk memahami dan membuat kehidupan sehari-hari yang lebih baik di rumah bagi para pelanggannya, setiap tahun IKEA melakukan kunjungan ke rumah-rumah di berbagai penjuru dunia dimana IKEA berada, termasuk di Indonesia.

“Hasil kunjungan itu memberikan pemahaman mendalam tentang kehidupan di rumah dan keinginan banyak orang, termasuk menghadirkan rumah yang rapi, yang kami terjemahkan menjadi rangkaian dan solusi produk perabot, termasuk beragam solusi penyimpanan barang,” ujar Ririn.

Peringatan 80 tahun IKEA di gerai Alam Sutera, Selasa (25/7/2023) bersama Marina Berg, Duta Besar Swedia untuk Indonesia IKEA Peringatan 80 tahun IKEA di gerai Alam Sutera, Selasa (25/7/2023) bersama Marina Berg, Duta Besar Swedia untuk Indonesia
Pada hari ini, toko IKEA di Indonesia bisa ditemukan di Alam Sutera, Sentul City, Jakarta Garden City, Kota Baru Parahyangan, Mal Taman Anggrek, Bali, Surabaya, serta di 19 gerai pick-up point yang tersebar di seluruh Indonesia.

Uniknya, hingga menjadi bisnis raksasa, Kamprad tidak pernah meminjam uang dan tetap hidup sederhana. Hingga wafatnya pada tahun 2018 di usia 91 tahun, Kamprad terus berkeliling dunia mengunjungi toko-toko IKEA yang baru, bukan menggunakan pesawat pribadi melainkan terbang di kelas ekonomi.

Meskipun kaya raya, dia tetap mengendarai mobil Volvo yang sama selama lebih dari 20 tahun. Kamprad bahkan tidak terlalu suka tampil karena sifatnya yang pemalu. Kisah tentang IKEA selalu diceritakan orang lain karena Kamprad sendiri tidak pernah mau diwawancarai.

Namun kini, saat kita duduk di kursi IKEA, atau minum dari gelasnya, kita tahu nama Ingvar Kamprad ada di sana, bersama kisahnya sebagai anak pemalu dari desa yang berhasil mendirikan bisnis raksasa.

Baca juga: Perayaan Midsummer ala Swedia di IKEA

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com