Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Terapi Berendam Air Es, Manfaat, dan Risikonya

Kompas.com - 01/08/2023, 13:00 WIB
Putri Aulia,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Berendam air es setelah melakukan latihan aktivitas fisik intens telah menjadi praktik umum di kalangan atlet.

Bahkan, sejumlah selebritas seperti Kim Kardashian, Harry Styles, Kristen Bell, dan Lizzo juga diketahui menjalani terapi serupa.

Berendam air es dipercaya mendatangkan sejumlah manfaat, yang salah satunya adalah untuk meredakan nyeri otot.

Apa sebenarnya terapi berendam air es?

Terapi ini dalah teknik penyembuhan di mana seseorang berendam di dalam bak air es setelah sesi latihan atau aktivitas olahraga.

Baca juga: Manfaat Cuci Muka dengan Air Es, Bagus untuk Kulit Berjerawat?

Menurut Everyday Health, air es mampu menyempitkan pembuluh darah dan memuat aliran darah meningkat ke organ vital

Nantinya, setelah melakukan terapi ini, jaringan akan terbuka dan menyebabkan darah berisi oksigen kembali ke jaringan.

Terapi mandi air es ini juga mampu menghilangkan penumpukan asam laktat dan membantu penyembuhan otot.

Umumnya, mandi air es ini dilakukan maksimal 5-10 menit. Meski begitu, tidak ada batasan waktu yang direkomendasikan pakar untuk aktivitas ini.

 

Manfaat berendam air es

Ilustrasi berendam FREEPIK Ilustrasi berendam

  • Meredakan nyeri otot

Menurut Healthline, cara ini dapat meredakan otot yang sakit setelah sesi latihan atau aktivitas fisik yang berat.

Sebuah studi tentang manfaat cryotherapy yang diterbitkan dalam Jurnal Springer menunjukkan bukti, berendam air es telah digunakan untuk mengurangi rasa sakit kronis selama bertahun-tahun.

Hal ini bisa dijalankan secara rutin karena mudah dalam penggunaan, terjangkau, dan sederhana.

  • Mengurangi peradangan

Selain dapat meredakan nyeri otot, berendam dengan air es ini dapat memfasilitasi tubuh dengan pemulihan lebih cepat setelah berolahraga, dengan menurunkan kemungkinan peradangan otot.

Baca juga: Bolehkah Mencuci Muka dengan Air Es Setiap Hari?

  • Membantu tubuh mengatasi stres fisik secara efektif

Spesialis ice bath conditioning, Aurimas Juodka memaparkan penemuan penelitian tentang efek berendam air es pada saraf vagus.

Saraf vagus adalah bagian dari sistem saraf parasimpatis yang berperan dalam merespons dan mengatur respons relaksasi tubuh setelah periode stres.

Pada saat terpapar air es terjadi aktivasi saraf vagus yang dapat meningkatkan keseimbangan sistem saraf otonom dan meningkatkan aktivitas parasimpatis.

Aktivitas parasimpatis yang meningkat ini dapat berkontribusi pada efek merelaksasi tubuh setelah periode stres.

  • Menurunkan suhu tubuh

Terapi air es dapat meningkatkan suhu dasar tubuh yang lebih rendah.

Menurut Healthline, penelitian menunjukkan, tubuh dapat bekerja lebih baik saat suhu intinya lebih rendah.

  • Meningkatkan kualitas tidur

Terapi berendam air es ini juga memiliki efek menenangkan pada sistem saraf pusat tubuh.

Hal ini membantu untuk menenangkan pikiran dan meningkatkan kualitas tidur setelah berolahraga.

Oleh karena itu, terapi mandi air es ini membantu mempersiapkan tubuh untuk sesi latihan fisik berikutnya.

Baca juga: Mandi Air Es demi Redakan Nyeri Otot, Simak Penjelasannya...

Risiko berendam air es

Ilustrasi berendamFREEPIK Ilustrasi berendam

Meski memiliki sejumlah manfaat, terapi berendam air es juga memiliki sejumlah risiko.

Sebuah studi tahun 2017 yang diterbitkan dalam The Journal of Physiology mengungkapkan tentang risiko tersebut.

Disebutkan, teknik pemulihan aktif seperti berolahraga dengan sepeda statis setelah latihan intensitas tinggi lebih bermanfaat daripada berendam air es.

Selain itu, orang-orang yang memiliki penyakit kardiovaskular dan jantung harus menghindari aktivitas terapi berendam air es, karena bisa memperburuk kondisi tubuh.

Pasalnya, terapi air es ini bekerja secara aktif pada pembuluh darah.

Tak hanya itu, penderita diabetes tipe 1 dan 2 harus ekstra hati-hati karena tubuh mereka sulit mengatasi suhu yang sangat dingin.

Selain itu, terapi ini juga berisiko menimbulkan hipotermia yang menyebabkan menggigil dan kebingungan mental yang disebabkan oleh paparan air dingin yang terlalu lama.

Jika tetap ingin mencoba terapi berendam air es, beberapa cara ini dapat mencegah risiko yang mungkin muncul.

Baca juga: Berendam Dalam Air Es Dapat Sehatkan Mental, Benarkah?

  • Mengatur suhu

Healthline menyarankan, suhu tidak boleh kurang dari 10-15 derajat Celcius saja. Pasalnya, air yang lebih dingin dari itu dapat menyebabkan komplikasi kesehatan.

  • Set waktu yang tepat

Meskipun tidak ada waktu yang direkomendasikan secara medis bagi seseorang untuk berendam di dalam air es, disarankan untuk tidak melebihi 10 menit.

Jika lebih dari 10 menit bisa saja muncul efek kronis yang akan dialami tubuh.

  • Variasi teknik berendam air es

Gunakan format 10-10-10 berdasarkan teori Reaksi Berburu Lewis.

Format ini dapat dilakukan dengan cara berendam dengan air es dengan penghalang kain selama 10 menit.

Setelah itu, keluarkan es dari air selama 10 menit dan lanjutkan dengan 10 menit pemberian es langsung pada area yang terkena.

Baca juga: Minum Air Es Setelah Berolahraga, Baik Atau Tidak?

  • Mulai secara bertahap

Jika belum terbiasa dengan terapi mandi air es ini, bisa saja kita merasa khawatir untuk merendam seluruh tubuh ke dalam air es.

Untuk mengatasinya, mulailah dari tubuh yang dirasa paling stres setelah aktivitas fisik, atau mulai dari tubuh bagian bawah.

Kemudian, mulailah secara bertahap pada tubuh bagian atas setelah sudah merasa nyaman dengan suhunya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com